InfoSAWIT, JAKARTA – Diakui pendiri Oil World, Thomas Mielke, minyak kelapa sawit adalah minyak yang paling penting di seluruh dunia. Ekspor minyak sawit selama periode Jan/Des 2022 telah mendekati 50 juta ton atau menyumbang sekitar 54% ekspor minyak nabati di dunia.
Thomas mencatat, pada periode 2022/2023 dan tahun-tahun mendatang permintaan minyak sawit asal Indonesia akan terus melonjak, lantaran pasokan tidak bisa sepenuhnya bisa dipenuhi dari Malaysia dan sisanya dari negara produsen sawit lainnya. “Konsumen di seluruh dunia semakin semakin bergantung pada minyak sawit Indonesia,” kata Thomas Mielke, pada acara Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2022 and 2023 Price Outlook, yang dihadiri InfoSAWIT, di Bali.
Ini bukan omong kosong lantaran dari hitungan Oil World selama periode Juli/September 2022 minyak sawit Indonesia menyumbang sekitar 38% dari ekspor 8 minyak nabati dunia. Apalagi minyak kelapa sawit memiliki tingkat produktivitas tinggi dibanding minyak nabati lain.
BACA JUGA: Catatan Penting Kebijakan B35 dari Petani Sawit, Belum Bantu Naikan Harga TBS Sawit
“Dengan lahan hanya mencapai 6% dari total lahan minyak nabati di dunia, minyak sawit mampu menyumbang produksi sekitar 32% atau mencapai 78,3 juta ton dari total produksi minyak nabati di dunia,” tutur Thomas.
Namun sayangnya selama 40 tahun berkembang, tutur Thomas, Kelapa sawit telah kehilangan dinamika pertumbuhannya. Kata Thomas, mulai nampak ada penurunan hasil (penanaman kembali-replanting- rendah), kurangnya penanaman baru, kekurangan pekerja panen (kehilangan panen), serta kendala penyakit.
BACA JUGA: Oil World Prediksi Produksi Minyak Nabati Periode 2022/2023 Meningkat
“Pertumbuhan tahunan melambat menjadi 2,3-2,5 juta ton per tahun dalam 10 tahun hingga 2030 dari rata-rata pertumbuhan tahunan sebesar 2,9 juta ton pada 10 tahun hingga 2020,” kata Thomas. (T2)