Asosiasi Kelapa Sawit Dayak di Serawak Kecam Kebijakan EUDR

oleh -5560 Dilihat
infosawit
Dok. Sawit Fest 2021/foto: Rafi Brata Alfanu

InfoSAWIT, MIRI — Asosiasi Penanam Kelapa Sawit Dayak Sarawak (Doppa) mengecam apa yang dilihatnya sebagai kampanye berkelanjutan oleh Uni Eropa (UE) untuk mengecualikan petani Dayak asli dari seluruh rantai pasokan minyak sawit.

Presiden Doppa, Napolean R Ningkos mengatakan, prestasi orang Dayak di Sarawak, yang memilih menjadikan industri minyak sawit sebegai sumber nafkah, kini terancam oleh meningkatnya seruan Uni Eropa (UE) yang melarang impor minyak sawit.

infosawit

“Duta Besar UE untuk Malaysia membantah adanya larangan impor minyak sawit ke UE. Padahal kita melihat negara-negara anggota UE telah melarang kelapa sawit dari skim subsidi yang diberikan kepada sumber energi terbarukan,” katanya seperti dilnasir InfoSAWIT dari Malay Mail.

BACA JUGA: Bongkar Kasus Kepemilikan Kebun Sawit dalam Kawasan Hutan, Ketua KNPI Riau Kena Teror

Lebih lanjut kata Napolean R Ningkos, masyarakat Dayak telah sepakat untuk menjadi masyarakat yang berkelanjutan sesuai kebijakan Uni Eropa sebelumnya. Bahkan beberapa petani kecil Dayak asli rela menempuh cara yang mahal untuk mensertifikasi praktik perkebunan mereka di bawah skim RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) untuk penerapaan kelapa sawit berkelanjutan.

“Sayangnya, sebagian besar petani kecil Dayak asli di Sarawak tidak mampu membayar proses sertifikasi. Terdapat pilihan apakah akan membelanjakan pendapatan kami untuk sertifikasi berkelanjutan atau untuk dana kuliah anak-anak kami, kami lebih suka menabung untuk pendidikan anak-anak kami,” katanya dalam sebuah pernyataan belum lama ini.

Pada saat yang sama, Napolean memuji seruan untuk melibatkan masyarakat adat untuk memerangi perubahan iklim, yang dibuat pada Konferensi Para Pihak ke-15 (COP15) untuk Konvensi PBB tentang Keanekaragaman Hayati (CBD) di Montreal, Kanada di akhir tahun lalu.

BACA JUGA: Segera Tunda Dua Aktivitas Agronomis di Kebun Sawit Ini, Saat Cuaca Panas Ekstrim

Dia mengatakan berdasarkan data Dewan Sertifikasi Minyak Kelapa Sawit Malaysia (MPOCC) pada akhir 2022, lebih dari 40.500 petani sawit swadaya yang mencakup area seluas lebih dari 234.812 hektar di Sarawak dengan kelapa sawit.

Petani kecil ini mewakili 27 persen dari total wilayah pertanian negara bagian, tambahnya.

lebih lanjut turut Napolean, untuk waktu yang lama, petani asli yang mata pencaharian utamanya adalah bertani telah diabaikan dalam setiap diskusi tentang peran mereka dalam aspek yang berkaitan dengan perubahan iklim di antara isu-isu besar lainnya.

BACA JUGA: 3 Perusahaan Sawit di Jambi Masuk kawasan Kesatuan Hidrologis Gambut

Napolean juga mengatakan budaya dan mata pencaharian tradisional Dayak adalah contoh sempurna dari masyarakat yang berkelanjutan di mana mereka hidup sesuai dengan apa yang disediakan oleh alam.

“Oleh karena itu, masyarakat Dayak sedih dan marah melihat kampanye yang sedang berlangsung oleh UE untuk mengecualikan petani Dayak asli dari seluruh rantai pasokan minyak sawit, terlepas dari fakta bahwa mereka telah sepenuhnya terlibat dalam budidaya dan sebagian besar hal yang sama secara turun-temurun,” tandas Napolean. (T2)

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com