InfoSAWIT, JAKARTA – Menjadi Kepala Desa di daerah terpencil bukan perkara mudah. Rendahnya tingkat pendidikan dan penghasilan menjadi urusan yang sehari-hari ditemui. Sebab itu tekad Ahmad Syukur menjadikan sawit sebagai solusi perlu diapresiasi.
Kendati masih muda, Ahmad Syukur (37) yang merupakan penduduk asli Desa Sembuluh II, Kecamatan Danau Sembuluh, Kabupaten Seruyan , memilih menjadi Kepala Desa setelah sebelumnya mengabdi sebagai staff aparat desa semenjak 2017 hingga 2012.
Tepatnya tahun 2014 lalu, Ahmad Syukur terpilih secara langsung menjadi Kepala Desa Sembuluh II, dan tahun ini menjadi periode yang kedua dirinya menjadi Kepala Desa. Kata Ahmad Syukur, dirinya melihat sektor kelapa sawit menjadi salah satu solusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat, bahkan berdasarkan hitungan peningkatan itu bisa mencapai 60%. “Sawit harus menjadi solusi,” katanya kepada InfoSAWIT, Februari 2023 lalu di Desa Sembuluh II.
BACA JUGA: BPKP Sebut Masih Ada Data Usaha Kelapa Sawit yang Tak Singkron
Kata Ahmad, masuknya kelapa sawit di desa yang Ia pimpin sejatinya telah terjadi semenjak 2016 lalu, dan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit itu bahkan menawarkan kepada masyarakat untuk menjadi mitra plasma perusahaan.
“Tahun 2016 lalu PT Kerry Sawit Indonesia masuk lantas disusul perusahaan perkebunan kelapa sawit lainnya, seiring dengan itu ekonomi masyarakat pun mulai membaik,” cerita Ahmad Syukur yang belum bersedia menjadi salah satu kader partai politik tertentu.
Ahmad Syukur justru melihat dengan masuknya perkebunan kelapa sawit tersebut menjadi modal guna mendongkrak tingkat pendidikan dan kualitas penduduk di Desa Sembuluh II, bahkan termasuk kualitas pendidikan agama di masyarakat.
BACA JUGA: BPKP Sebut Masih Ada Data Usaha Kelapa Sawit yang Tak Singkron
“Dampak dari adanya kemitraan plasma sawit ini telah dirasakan, dari ekonomi masyarakat melonjak, tingkat pendidikan warga juga ikut meningkat, bahkan mulai ada warga kami yang melanjutkan hingga ke jenjang strata 1,” katanya. (T2)