Kampoeng Batik Laweyan Gunakan Malam Sawit Berkelanjutan

oleh -1288 Dilihat
infosawit
Dok. InfoSAWIT/Ketua Umum Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), Alfa Febila Priatmono (kiri) dan Deputi Direktur RSPO, Windrawan Inantha (kanan).

InfoSAWIT, SOLO – Kampung Batik Laweyan yang berlokasi di Kota Solo, Jawa Tengah, bakal menggunakan minyak sawit berkelanjutan bersertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), untuk proses produksi batiknya.

Penggunaan malam Batik bersertifikasi Roundtable on Sustainable palm Oil (RSPO) menjadi kesadaran masyarakat Laweyan yang sebagian besar menggeluti usaha Batik. Bahkan niat itu telah diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kala itu, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) dan Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL) sebagai bukti kolaborasi dalam memajukan dan mempromosikan produk batik, yang bakal menggunakan bahan baku sawit berkelanjutan di Indonesia, yang mana dilakukan pada rangkaian Hari Batik Nasional tahun 2022 silam, dan sebagai peringatan akan Hari Batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO di tahun 2009.

Advertisement

Menurut Ketua Umum Forum Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan (FPKBL), Alfa Febila Priatmono, Kampoeng Laweyan menjadi pusat perajin Batik sejak jaman pra kemerdekaan.

BACA JUGA: Saatnya Kenakan Batik Ramah Lingkungan, Berbahan Dasar Minyak Sawit Berkelanjutan

Lebih lanjut kata Alfa, berbagai bukti kemandirian ekonomi masyarakat Laweyan, telah menjadi bagian dari sejarah Kampoeng Laweyan yang bisa ditelusuri hingga dewasa ini. Wajar, bila kemudian, berdasarkan sejarah Kampoeng Laweyan menjadi kampung Batik tertua di Indonesia.

“Pasang surut ekonomi nasional, menjadi gambaran pula dari masyarakat Laweyan, ” Kata Alfa menjelaskan kepada InfoSAWIT, pada pertengahan April 2023 di Solo.

Alfa menjelaskan kemandirian masyarakat Laweyan, nampak dalam sisi ekonomi. Hampir seluruh masyarakat Laweyan, melakukan usaha mandiri batik di rumahnya. Kondisi ekonomi juga diperkuat, hingga melahirkan juragan-juragan batik di masyarakat Laweyan.

BACA JUGA: Lilin Malam Dari Sawit Untuk Batik Ramah Lingkungan

“Lahirnya budaya Mase, jadi titik awal keberhasilan usaha batik masyarakat Laweyan”, jelas Alfa. Lantaran, budaya Mase, mendudukan kehormatan seorang ibu dalam rumah tangga menjadi sosok pengusaha perempuan yang berhasil.  (T1)

Sumber: Majalah InfoSAWIT Edisi April 2023


Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO dan industri kelapa sawit setiap hari dari infosawit.com. Mari bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Bila Anda memiliki informasi tentang industri sawit, Silakan WhatsApp ke Redaksi InfoSAWIT atau email ke sawit.magazine@gmail.com (mohon dilampirkan data diri)

Tinggalkan Balasan