InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga kontrak minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia pulih pada Selasa, (29/8/2023), akibat munculnya kekhawatiran berkurangnya pasokan, serta adanya perkiraan musim kering di India yang mendorong harga lebih tinggi.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman November 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menguat RM 44, atau terapat penguatan sekitar 1,07%, menjadi RM 3,953 (US$ 850,11) per metrik ton di awal perdagangan.
Badan Iklim India mencatat, India diperkirakan akan mengalami curah hujan monsun terendah dalam delapan tahun terakhir, dengan pola cuaca El Niño terlihat mengurangi curah hujan di bulan September setelah bulan Agustus yang diperkirakan akan menjadi bulan terkering dalam lebih dari satu abad.
BACA JUGA: Persaingan Industri Minyak Nabati Global
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 turun 0,2%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 naik 0,1%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,4%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, lantaran mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global.
BACA JUGA: Harga Saham Sawit Senin 28 Agustus 2023 Naik Hingga 6,41 Persen
Nilau tukar mata uang Ringgit Malaysia MYR= , mata uang perdagangan sawit, menguat 0,09% terhadap dolar, namun tetap mendekati level terendah dalam satu bulan terakhir. Ringgit yang lebih lemah umumnya menjadikan minyak sawit lebih menarik bagi pemegang mata uang asing. (T2)