InfoSAWIT, JAKARTA – Dengan luas areal mencapai 42% dari total perkebunan kelapa sawit di Indonesia, petani sawit swadaya tidak bisa diabaikan begitu saja. Diungkapkan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo, petani sawit harus turut membuat negara lebih berkembang dan kuat, tetapi tidak dengan cara yang menghancurkan.
“Kita berpihak kepada petani itu adalah kewajiban,” katanya saat membuka acara Rembug Tani Nasional Petani Kelapa Sawit Indonesia 2023, yang diadakan Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) di Jakarta yang dihadiri InfoSAWIT, kamis (31/8/2023).
Kata Mentan, seperti apa yang telah selalu disampaikan Presiden Joko Widodo, bahwa pemerintah mesti mendukung kemitraan petani untuk mendongkrak peningkatan ekonomi, namun keberpihakan ini jangan sampai membuat petani menjadi ‘manja’, tetapi harus dilakukan dengan kerja keras. “SPKS Selama ini tidak memberatkan pemerintah, tetapi kami selalu melakukan asisteni,” kata Mentan Syahrul.
BACA JUGA: Harga Ekspor CPO Juli 2023 Naik 7,53 Persen Didukung Cina dan India
Mentan mengakui, bahwa kebun petani sawit kedepan mesti didorong untuk terus berkembang baik itu dari sisi hulu (produktivitasnya), bagaimana target yang akan dicapai, bagaimana pola budidaya yang harus dilakukan, serta bagaimana industrinya. “Sawit ini saya ibaratkan tambang emas dengan nilai 100 karat, bukan lagi 24 karat, negara butuh sawit,” tandas Syahrul. (T2)