InfoSAWIT, JAKARTA – Berbagai peranan Pemerintah Pusat hingga Pemerintah Daerah selalu menjadi bagian dari kerjasama para pemangku kepentingan. Dalam teori ABG yang dikembangkan sejak awal tahun 2000an, Akademisi, Bisnis dan Government (Pemerintah), selalu melakukan berbagai pendekatan dalam mencari solusi atas berbagai persoalan yang seringkali mencuat.
Pendekatan ini sendiri merupakan bagian dari kolaborasi yang kemudian berkembang pesat dewasa ini. Jika dikaitkan dengan pertumbuhan perkebunan kelapa sawit saat ini, maka keberadaan kolaborasi ABG dengan padiatapa dapat menjadi solusi bersama bagi kolaborasi sawit khususnya perkebunan kelapa sawit yang berada di pelosok daerah.
Kolaborasi sawit yang dibutuhkan masa depan bersama, tidak lagi bicara hanya sebatas solusi bagi satu pihak semata, melainkan harus mencari solusi bersama bagi kepentingan bersama. Sebagai contoh, persoalan rendahnya pendapatan petani kelapa sawit, dapat menjadi kepentingan bersama dengan solusi bersama seperti meningkatkan pendapatan petani demi kesejahteraan bersama.
BACA JUGA: Tantangan dan Peluang Inklusivitas Sawit
Pemerintah daerah dapat mengambil peranan penting dalam persoalan ini, dimana pola kemitraan perusahaan perkebunan dengan petani kelapa sawit dapat didorong menjadi solusi bersama. Pihak akademisi dapat dilibatkan guna melakukan Tri Dharma Perguruan Tinggi, bersama aplikasi yang sudah dilakukan lebih dulu perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Lantas praktik budidaya terbaik dan berkelanjutan dapat dijadikan solusi bagi petani kelapa sawit, dimana ilmu pengetahuan memiliki peranan besar dalam memajukan perkebunan kelapa sawit milik petani. Di sisi lain, Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik perusahaan perkebunan kelapa sawit dapat menjadi penjamin atas Tandan Buah Segar (TBS) yang dihasilkan petani kelapa sawit.
Disinilah kolaborasi antara pemerintah, akademisi, perusahaan perkebunan, petani kelapa sawit dapat dilakukan secara bersama-sama. Di sisi lain, keterlibatan para Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) sosial dan lingkungan, dapat turut serta dan memoderisasi para pihak untuk melakukan kerjasama yang terbuka dan saling menguntungkan, serta menjaga kelestarian alam bersama.
BACA JUGA: Minyak Sawit Berkelanjutan: Bentuk Komitmen Hijau Bersama Petani
Berbagi peran dan menjadikan kepentingan bersama sebagai tujuan bersama, sangat penting bagi masa depan perkebunan kelapa sawit nasional. Lantaran berbagai persoalan yang kerap timbul, akibat adanya kepentingan sepihak yang terus dipaksakan, dapat menjadi pemicu konflik sosial dan konflik lingkungan yang berkepanjangan.
Konflik yang berkepanjangan hanya akan menimbulkan banyak kerugian bersama, tak hanya masyarakat yang akan mengalami kerugian, perusahaan perkebunan kelapa sawit juga akan merugi termasuk pemerintah daerah yang juga dirugikan. Tatanan sosial dan lingkungan sekitar juga akan rusak dan menimbukan banyak kerugian lainnya.
BACA JUGA: Minyak Sawit Melawan Kampanye Hitam
Prinsip utama dari kolaborasi para pemangku kepentingan sawit, yaitu dari dan untuk kebersamaan, dapat menjadi pilar utama pembangunan minyak sawit berkelanjutan di masa depan. Tak lagi berkutat di persoalan ekonomi, sosial dan lingkungan semata, melainkan berfokus kepada kenyamanan dan kedamaian bersama. Kalo bukan kita siapa lagi? Kalo bukan sekarang, kapan lagi? Salam InfoSAWIT.