InfoSAWIT, JAKARTA – Industri kelapa sawit telah menjadi tonggak utama dalam mewujudkan akselerasi Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) yang ditargetkan harus tercapai pada tahun 2030. SDGs ini merupakan bentuk kesepakatan pembangunan berkelanjutan yang didasarkan pada hak asasi manusia, kesetaraan, prinsip universal, integrasi, dan inklusivitas.
Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi menegaskan, pentingnya pengembangan kelapa sawit dari hulu ke hilir, serta produk turunannya, dengan terus mendorong inovasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. Hal ini penting agar pembangunan berkelanjutan dapat terukur secara rinci, cepat, dan tepat sasaran. “Pergerakan harus segera dimulai dari sekarang untuk memberikan hasil optimal di masa depan,” ujar Arief Prasetyo dikutip InfoSAWIT dari laman resmi Kementan, Rabu (25/10/2023).
Sejalan dengan arahan Plt Mentan, Direktur Jenderal Perkebunan bersama Riset Pengembangan Nasional (RPN) melakukan kolaborasi untuk membahas kajian pengembangan perkebunan, khususnya dalam mendorong inisiatif riset Kementerian Pertanian melalui pengayaan SDGs dan introduksi serangga penyerbuk kelapa sawit. Hingga saat ini, telah ada 512 varietas tanaman perkebunan yang telah dilepas oleh Ditjen Perkebunan.
“Pengayaan SDGs bertujuan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengintroduksi plasma nutfah baru guna memperkaya SDGs Nasional. Material introduksi yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung riset pengembangan bahan tanaman unggul dengan tujuan meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional,” jelas Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alamsyah.
Lebih lanjut tutur Andi Nur, dengan komitmen dan kolaborasi yang baik, kontribusi bahan tanaman terhadap peningkatan produktivitas bisa sangat signifikan, bahkan potensial mencapai 11 ton/ha/tahun. Tujuan SDGs yang ingin dicapai melalui penguatan industri kelapa sawit termasuk pengurangan kemiskinan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi, serta mendukung hidup sehat dan kesejahteraan melalui pertanian yang berkelanjutan.
“Pengayaan SDGs dimaksudkan untuk mencari, mengumpulkan dan mengintroduksi plasma nutfah baru guna pengayaan SDGs Nasional dan memanfaatkan material introduksi yang diperoleh untuk mendukung riset pengembangan bahan tanaman unggul guna meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional,” jelasnya.
BACA JUGA: Petani Didorong Bergerak Maju Terapkan Praktik Sawit Berkelanjutan
Salah satu langkah penting dalam mencapai tujuan tersebut adalah melalui program peremajaan kelapa sawit rakyat. Dengan harapan bahwa kelapa sawit dapat diproduksi dengan baik dan mencukupi kebutuhan hingga tahun 2025 dan seterusnya, hal ini akan memastikan pasokan yang cukup bagi industri makanan, termasuk minyak goreng dan makanan berbasis kelapa sawit. (T2)