InfoSAWIT, JAKARTA – Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia dibuka turun pada Jumat, (17/11/2023) menghentikan reli harga empat sesi sebelumnya, lantaran melemahnya harga minyak kedelai di Bursa Dalian dan Chicago.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Februari 2024 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 81 per ton atau terdapat penurunan sekitar 2,03%, menjadi RM 3,917 (US$ 836,61) per metrik ton pada awal perdagangan.
Sementara harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,41%. Lantas harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 tercatat turun 2,17%, dan harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 juga turun 2,13%.
BACA JUGA: Harga Referensi CPO Menguat, BK Dan PE CPO Ditetapkan US$ 93/Ton, Periode 16—30 November 2023
Pemerintah Indonesia telah menetapkan Harga Referensi (HR) komoditas minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/ CPO) untuk penetapan Bea Keluar (BK) dan tarif Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BLU BPD-PKS), atau biasa disebut Pungutan Ekspor (PE), untuk periode 16—30 November 2023 adalah sebesar US$ 750,54/MT. Nilai ini meningkat sebesar US$ 1,61 atau 0,22 persen dari periode 1—15 November 2023 yang tercatat US$ 748,93/MT.
Minyak kelapa sawit di pasar minyak nabati Eropa melemah pada Kamis, menyusul penurunan harga minyak kelapa sawit berjangka di Malaysia dan karena melemahnya minyak kedelai saingannya di Chicago. Harga minyak sawit yang diminta naik antara US$ 5 per ton dan US$ 17,50 per ton.
BACA JUGA: Memilih Tanaman Tumpang Sari di Kebun Sawit, Supaya Pendapatan Meningkat
Merujuk laporan perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri, ekspor produk minyak sawit Malaysia periode 1-15 November naik 6,4% menjadi 645.590 ton, dibanding periode bulan sebelumnya (1-15 Oktober) yang hanya mencapai 606.980 ton. Catat surveyor kargo Societe Generale de Surveillance memperkirakan ekspor produk minyak sawit Malaysia pada 1-15 November sebesar 602.510 metrik ton. (T2)