InfoSAWIT, JAKARTA – Dalam rangkaian memetakan wilayah baru, Sistem Sertifikasi, Perdagangan dan Ketelusuran RSPO (Certification, Trade and Traceability System/CTTS), yang diluncurkan pada bulan Oktober 2023 dengan pembentukan konsorsium tripartit yang terdiri dari para ahli teknologi pertanian global, memberikan contoh bagaimana organisasi ini memajukan dan mendigitalisasi sistem ketelusuran.
Hal ini berakar pada solusi-solusi terbaik di bidangnya yang akan mampu memenuhi kebutuhan saat ini dan mengantisipasi kebutuhan yang berkembang pesat di masa depan, untuk memenuhi peraturan global yang semakin ketat, dimulai dengan Peraturan Deforestasi UE (EUDR), dan secara aktif terlibat dengan Komisi Eropa untuk berbagi pengetahuan mengenai topik ini dengan semua pihak terkait.
Diungkapkan Director Assurance Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), Aryo Gustomo, sistem yang akan dibuat ini mempersyaratkan semua yang dbutuhkan dalam praktik sawit berkelanjutan, termasuk memerhatikan akurasi informasi sehingga didapat data yang tepat, misalnya lokasi kebun, blok kebun sawit nya, termasuk kredit transaksi.
BACA JUGA:
“Sehingga alat ini akan memberikan akursasi data yang lebih lengkap, serta mampu menjawab tantangan yang saat ini dihadapi,” katanya saat Presskon, dihadiri InfoSAWIT, Selasa (21/11/2023), di Jakarta.
Dalam pembuatan tools ini, juga memperhitungkan beragam aspek, dan proyek ini telah dilakukan beberapa bulan yang lalu. “Kami juga sudah melakukan Identifikasi kebutuhan apa saja yang harus kita masukkan ke dalam tools tersebut, dan kami masih terus bekerja dengan melibatkan para programmer sotfware, untuk bentuk dan pola kerjanya masih terus dikembangkan,” katanya. (T2)