InfoSAWIT, JAKARTA – Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler di Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Anggota Tim Teknis Keamanan Hayati KLHK, Prof. Antonius Suwanto, membahas pentingnya penggunaan benih bioteknologi dalam mendukung petani.
Menurutnya, teknik-teknik bioteknologi modern, seperti benih Produk Rekayasa Genetika (PRG) atau benih hasil penyuntingan gen (genome editing), dirancang untuk meminimalisir potensi kerugian petani.
“Produk-produk bioteknologi pertanian seperti benih ini sangat berguna bagi petani kecil. Tanaman yang dihasilkan memiliki sifat-sifat unggul, seperti adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem dan ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit dibandingkan dengan benih konvensional/non-PRG,” jelas Prof. Antonius, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, belum lama ini.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Jambi Periode 2-8 Februari 2024 Naik Rp. 49,50/Kg, Cek Harganya..
Ia menambahkan bahwa, tanpa adopsi benih bioteknologi, petani akan kesulitan bertahan menghadapi perubahan iklim dan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), yang dapat menyebabkan penurunan hasil panen.
Prof. Antonius juga membagikan temuan dari J. GM Crops & Food, yang menyatakan bahwa adopsi benih bioteknologi telah meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Pada tahun 2020, peningkatan pendapatan petani global mencapai US$ 18,8 miliar, dengan peningkatan 52 persen untuk petani di negara berkembang dan 48 persen untuk petani di negara maju. Pendapatan ini berasal dari peningkatan produksi dan penghematan biaya seperti input pertanian dan biaya operasional lainnya.
Sementara menurut Duta Petani Milenial, Sandi Octa Susila, meskipun Indonesia masih didominasi oleh petani berusia di atas 39 tahun, petani milenial memiliki minat tinggi terhadap benih bioteknologi. Sandi menyatakan bahwa petani milenial menantikan akses lebih luas ke benih bioteknologi dan berharap pemerintah terus mendukung pengembangan dan komersialisasi benih bioteknologi di pasar. Ia juga mengutarakan pentingnya inovasi teknologi dan digitalisasi untuk memenuhi permintaan pangan yang terus meningkat setiap tahunnya.
BACA JUGA: Bentuk Badan Khusus Sawit Untuk Dorong Pengembangan Sawit Nasional
“Harapan kami dari sisi petani, pemerintah dapat mendukung terus pengembangan benih bioteknologi dan komersialisasi di pasar, supaya teman-teman petani bisa ikut merasakan dampak positif seperti di negara lain,” ujar Sandi.
Harapannya dengan mengadopsi benih bioteknologi, diharapkan Indonesia dapat membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani. (T2)