InfoSAWIT, JAKARTA – Di era digital saat ini, sektor perkebunan kelapa sawit telah mengalami transformasi yang signifikan melalui penerapan inovasi teknologi digital. Transformasi ini tidak hanya memperkuat keberlanjutan operasional dari hulu ke hilir, tetapi juga memberikan dampak positif pada produktivitas, efisiensi, dan tanggung jawab lingkungan. Asian Agri dan Apical, sebagai pemimpin dalam industri ini, telah memainkan peran kunci dalam mendorong perubahan ini.
Asian Agri memulai perjalanan digitalnya dengan meluncurkan program Asian Agri Connected Plantation pada tahun 2016 lalu, yang kemudian dilanjutkan dengan Asian Agri Connected Mill pada tahun 2019. Tujuan dari inisiatif ini adalah menciptakan nilai tambah di operasional bisnis, meningkatkan kualitas, produktivitas, dan juga mengurangi biaya secara kompetitif.
Marjan Purba, Deputy Head of Digital Transformation Asian Agri, menjelaskan bahwa transformasi digital ini tidak hanya akan meningkatkan disiplin dan integritas operasional di lapangan, tetapi juga akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas dan data yang lebih akurat dan transparan.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 20-26 Maret 2024 Naik Nyaris Tembus Rp 3.000/kg
“Transformasi digital di perkebunan kelapa sawit akan meningkatkan disiplin dan integritas operasional di lapangan, hal ini akan menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas, data yang lebih akurat, transparan, dan cepat, sehingga pengambilan keputusan juga akan lebih tepat sasaran,” kata Marjan dalam acara Media Breakfasting yang diadakan Asian Agri & Apical dihadiri InfoSAWIT, ditulis Rabu (20/3/2024).
Di sisi lain, Apical sebagai pemain utama di sektor pengolahan midstream telah memanfaatkan teknologi seperti blockchain, pemantauan satelit, dan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk meningkatkan transparansi dan keberlanjutan dalam rantai pasokannya. Melalui penerapan A-SIMPLE Implementation Framework 2020, Apical berhasil meningkatkan efisiensi dan meminimalkan risiko, termasuk deteksi dini hot spot dan pelacakan ketelusuran area konsesi.
Corporate Communications Manager Apical Group, Vanda Kusumaningrum menyatakan, bahwa inovasi digital ini tidak hanya memperkuat transparansi tetapi juga meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan terhadap komitmen keberlanjutan di Apical, sehingga seiring dengan kapasitas pabrik yang meningkat, pemenuhan rantai pasok yang berlanjut dapat dipenuhi.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Maret 2024 Naik Rp 149,2/Kg Cek Harganya..
Sementara, Head of Sourcing Apical Group, Edi Tjeng menekankan, bahwa teknologi memungkinkan departemen Sourcing untuk mendapatkan supplier unggul dan mempersingkat rantai verifikasi di rantai pasok Apical, sehingga mempermudah proses verifikasi asal-usul produk. Apical juga telah berhasil meningkatkan integritas rantai pasok melalui kemitraan dengan 439 supplier hingga tahun 2023.