InfoSAWIT, BOGOR – Yogurt telah lama diakui sebagai makanan multifungsional yang berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia. Namun, di Indonesia, nilai ekonomis yogurt masih tergolong tinggi, menyebabkan hanya segmen tertentu masyarakat yang dapat menikmatinya. Dalam upaya memperluas pasar dan menghadapi persaingan yang semakin ketat, efisiensi dalam proses produksi dan penggunaan bahan menjadi hal yang krusial. Inilah saatnya untuk memanfaatkan teknik riset operasional dalam mengambil keputusan terkait alokasi sumber daya yang terbatas.
Salah satu solusi alternatif yang diusulkan adalah pembuatan yogurt dari susu skim dan minyak kelapa sawit. Penelitian pendahuluan telah menunjukkan bahwa yogurt yang dihasilkan dari kombinasi susu segar, susu skim, dan gula pasir memiliki karakteristik optimal pada penambahan kultur starter tertentu dan lama fermentasi yang tepat. Dengan mengadaptasi metode ini, penelitian selanjutnya fokus pada pembuatan yogurt dari susu skim dan minyak kelapa sawit.
Dikutip InfoSAWIT dari Scientific Repository IPB University, bahwa variasi komposisi susu skim dan minyak kelapa sawit dalam yogurt mempengaruhi karakteristik organoleptik, seperti rasa, aroma, dan tekstur. Hasil penilaian menunjukkan bahwa yogurt yang dibuat dari susu skim dengan komposisi 9% dan minyak kelapa sawit 1% mendapatkan preferensi tertinggi dari panelis. Meskipun penggunaan minyak kelapa sawit mempengaruhi viskositas yogurt, penambahan flavor dan gula pasir dapat memperbaiki rasa dan aroma, serta mengurangi bau alami minyak kelapa sawit.
BACA JUGA:
Melalui optimasi menggunakan program komputer, diperoleh hasil yang optimal untuk komposisi bahan penyusun yogurt, yaitu susu skim 9.33%, minyak kelapa sawit 0.99%, gula pasir 5.32%, kultur starter 2%, air 82.16%, dan flavor 0.2%. Dengan menggunakan kombinasi bahan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas yogurt sambil tetap menjaga efisiensi produksi.
Inovasi ini tidak hanya berpotensi meningkatkan aksesibilitas yogurt bagi masyarakat luas, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi industri susu dan kelapa sawit di Indonesia. Dengan terus menggali potensi bahan baku lokal dan menerapkan teknologi dalam proses produksi, Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri yogurt yang berkelanjutan dan inovatif. (T2)