InfoSAWIT, JAKARTA – Kendati tanah beriklim sedang mengandung cukup Silika (Si), penanaman berulang dapat secara signifikan mengurangi ketersediaan Si bagi tanaman dari waktu ke waktu, terutama pada tanaman dengan serapan Si yang cukup tinggi.
Silika (Si) merupakan salah satu elemen yang memiliki peran sentral dalam mendukung kehidupan manusia, terutama dalam konteks pertanian. Kehadirannya di kerak bumi memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan tanaman, dengan kemampuan akumulasi yang tinggi, serupa dengan unsur hara makro. Namun, penting untuk memahami variasi kandungan silikon dalam tanah, tergantung pada jenis tanah dan faktor-faktor lingkungan tertentu.
Pada tanah liat, kandungan silikon berkisar antara 200 hingga 350 g Si kg-1 tanah, sementara pada tanah berpasir mencapai 450 hingga 480 g Si kg-1 tanah. Iklim tropis dengan tanah yang lapuk umumnya memiliki kandungan silikon yang lebih rendah akibat desilifikasi. Meskipun tanah beriklim sedang umumnya memiliki cukup kandungan silikon, penanaman berulang dapat mengurangi ketersediaan Si bagi tanaman, terutama pada tanaman dengan serapan Si yang tinggi.
BACA JUGA: Berikut Klaster Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit di Kalimantan Selatan
Secara umum, Si tidak selalu dianggap sebagai unsur tanaman yang penting, meskipun memiliki dampak besar dalam pertanian. Zat Si aktif dalam tanah melibatkan asam monosilikat terlarut, asam polisilat, dan senyawa organosilikon. Asam monosilikat yang larut dapat diserap oleh tanaman dan mikroorganisme, dengan konsentrasi khas berkisar antara 0,1 hingga 0,6 mM.
Peran Si tidak hanya terbatas pada mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi juga mengontrol sifat kimia dan biologi tanah. Si memengaruhi parameter seperti ketersediaan fosfor (P), aluminium (Al), besi (Fe), mangan (Mn), mobilitas logam berat, aktivitas mikroba, stabilitas bahan organik tanah, serta pembentukan asam polisilat dan mineral sekunder dalam tanah.
Proses asimilasi silikon oleh tanaman melibatkan penyerapan melalui akar dalam bentuk asam silikat. Setelah masuk ke dalam tanaman, Si berpindah ke titik tumbuh aktif, membentuk kompleks dengan senyawa organik di dinding sel, yang pada gilirannya meningkatkan kekuatan sel. Peran ini sangat signifikan dalam memberikan ketahanan terhadap stres biotik dan abiotik, sekaligus meningkatkan produktivitas tanaman.
BACA JUGA: Jatmiko: Wujudkan PalmCo Raksasa Perusahaan Perkebunan Sawit Dunia
Dengan memahami peran penting silika dalam pertanian, dapat diambil langkah-langkah untuk menjaga keseimbangan tanah dan meningkatkan efisiensi pertanian secara berkelanjutan. Kesadaran akan keberadaan Si sebagai elemen kunci dalam ekosistem tanah dapat memberikan kontribusi positif bagi praktik pertanian yang berkelanjutan dan produktif.
Rupanya Silika (Si) tidak hanya menjadi elemen yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman, tetapi juga menonjol sebagai satu-satunya unsur yang tidak merusak tanaman jika terakumulasi secara berlebihan. Akumulasi Si pada tanaman, khususnya pada padi, telah terbukti memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan yang sehat dan produksi yang stabil, menjadikan Si sebagai “elemen penting secara agronomi.”
Penulis: Dadang Gusyana/ Member American Society of Agronomy (ASA)