InfoSAWIT, TANAH LAUT – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) terus berupaya meningkatkan produksi padi dengan mengadopsi strategi inovatif, yaitu mengoptimalkan lahan dan memperluas area tanam melalui program tumpang sari kelapa sawit dengan tanaman pangan, khususnya padi.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Suparmi, pada Rabu lalu, melakukan peninjauan terhadap implementasi metode tumpang sari tanaman kelapa sawit dengan tanaman padi di Tanah Laut. “Kami telah menanam Padi Gogo di lahan peremajaan kepala sawit rakyat seluas sekitar 100 hektare, dan sebanyak 50 hektare di antaranya sudah memasuki tahap siap panen,” ujarnya dilansir Antara ditulis Jumat (19/4/2024).
Program ini dipandang sebagai langkah nyata dan komitmen Pemprov Kalsel dalam menghadirkan ketahanan pangan, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga mempersiapkan wilayah ini sebagai pusat pangan di Kalimantan, khususnya di Ibu Kota Nusantara (IKN).
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Kalteng Periode I-April 2024 Naik Rp 84,95/Kg Cek Harganya..
Suparmi menjelaskan bahwa program tanam tumpang sari ini tidak hanya memusatkan perhatian pada tanaman kelapa sawit dan padi saja, melainkan juga melibatkan jenis tanaman lainnya seperti karet, kelapa dalam, dan lainnya.
Dia menegaskan bahwa konsep ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian RI yang tertuang dalam Keputusan Mentan Nomor 194/KPTS/OT.050/M/03/2024 tentang Satuan Tugas Antisipasi Darurat Pangan. “Lebih khususnya, ini terkait dengan penyiapan lahan perkebunan dan calon petani calon lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sari Padi Gogo sebagai upaya menambah luas tanaman padi,” tambahnya.
BACA JUGA: Genesis Bengkulu Tuding 20 Ribu Ha Areal Sawit Astra Agro Tumpang Tindih Dengan Kawasan Hutan
Dengan adanya potensi lahan perkebunan yang luas di Kalimantan Selatan, Pemprov Kalsel berharap dapat mengoptimalkan program tumpang sari antara kelapa sawit dan padi ini untuk memberikan hasil yang maksimal dalam upaya mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional. (T2)