InfoSAWIT, JAKARTA – PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) telah berhasil meraih pencapaian gemilang dengan merealisasikan laba bersih sebesar Rp 70,25 miliar pada periode Januari-Maret 2024. Angka ini menandai pertumbuhan yang signifikan, mencatat lonjakan sebesar 34,6% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 52,18 miliar.
Kinerja positif dari bottom line ini terutama disokong oleh penurunan biaya produksi sebesar 13,7% year on year (yoy), yang sejalan dengan strategi penghematan yang diimplementasikan oleh perusahaan, sambil tetap mempertahankan tingkat produktivitas yang optimal.
Direktur Utama TLDN, Wishnu Wardhana, menyampaikan, pada periode Januari-Maret 2024, beban pokok penjualan menurun menjadi Rp 667,91 miliar dari Rp 744,1 miliar, yang menghasilkan laba kotor sebesar Rp 190,73 miliar, meningkat 5,1% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
BACA JUGA: HIP Biodiesel Mei 2024 Ditetapkan Rp. 12.453/liter, Tercatat Naik Rp 275/Liter
“Kami juga berhasil mempertahankan kinerja operasional yang positif baik di kebun maupun pabrik pengolahan kelapa sawit,” katanya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, ditulis Rabu (1/5/2024).
TLDN terus berkomitmen untuk meningkatkan produksi sambil tetap memperhatikan efisiensi biaya. Salah satu strategi yang diterapkan adalah melalui produksi pupuk kompos yang digunakan untuk pemupukan kebun kelapa sawit perusahaan.
Tercatat tahun lalu, perusahaan berhasil memproduksi 5.095 ton pupuk kompos, mengurangi ketergantungan pada pembelian pupuk kimia. Selain itu, TLDN juga menginisiasi pembuatan aplikasi lahan yang memanfaatkan limbah cair pabrik (POME) untuk disalurkan ke setiap blok kebun. Langkah ini tidak hanya mengurangi penggunaan pupuk kimia tetapi juga merupakan komitmen perusahaan terhadap praktik-praktik berkelanjutan.
Terkait hasil perkebunan, TLDN melaporkan peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 16,1% menjadi 303.107 ton pada kuartal I-2024, dibandingkan dengan kuartal I-2023. Kenaikan produksi TBS ini juga disertai dengan pertumbuhan produksi CPO sebesar 19,3% menjadi 82.725 ton dan PK sebesar 11,8% menjadi 12.811 ton.