
InfoSAWIT, MEDAN - Harga tandan buah segar (TBS) sawit produksi petani, baik plasma maupun swadaya, terus mengalami kemerosotan dalam kurun waktu tiga bulan terakhir. Bahkan harga TBS sawit saat ini sudah ada yang anjlok hingga di bawah Rp 1.000/kg.
"Tetapi saya minta kepada para petani sawit, baik yang bukan anggota Aspek-PIR maupun bukan anggota, untuk tetap sabar. Sedih boleh, tapi tapi tak perlu sampai emosi dan merusak tanaman sawit itu sendiri," kata Ketua DPD I Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspek-PIR) Provinsi Sumatera Utara, Syarifuddin Sirait kepada InfoSAWIT, Rabu (22/6/2022).
Petani sawit asal Desa Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan mengaku, dirinya sendiri sudah menjadi korban dari kejatuhan harga TBS sawit. Namun ia sadar bertindak destruktif terhadap tanaman sawit bukanlah solusi.
“Rasanya tidak sebanding jika petani bisa sabar merawat selama tiga tahun untuk menunggu panen tanaman sawit namun kemudian membunuh tanaman sawit hanya karena gejolak harga TBS sawit selama tiga bulan terakhir,” katanya mengingatkan.
Lebih lanjut tutur Syarifudin yang juga sebagai Ketua Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) Kesepakatan ini, menyarankan kepada petani sawit untuk bersikap sabar dan tabah dan tidak melakukan tindakan sembrono dalam menghadapi musibah besar ini. Ia sendiri mengaku terkena dampak dengan adanya penurunan harga TBS sawit saat ini.
"Pokoknya modar-lah kami petani sawit ini dalam dua bulan ini. Tapi saya selaku Ketua Aspek-PIR Sumut dan atas nama seluruh petani plasma maupun swadaya mengucapkan turut berduka dan prihatin atas hancur dan anjloknya harga TBS. Tapi saya doakan kita semua senantiasa tabah dan sabar menerima musibah besar ini. Kita harus yakin dan berharap situasi ini tidak berlangsung terlalu lama," tandas Syarifuddin. (T5)