INFO SAWIT, JAKARTA - Selain dari PPKS, finalis SAWIT Challenge lainnya ialah berasal dari Stanford University (Amerika Serikat) dan konsorsium, yang terdiri dari Bentang Alam (Indonesia), Forest Carbon (Indonesia), SNV (Belanda), Financial Access (Belanda), dan Akvo (Belanda), dengan menawarkan solusi untuk membantu petani kecil dalam memiliki praktik keuangan yang lebih efisien.
Standford University mengusulkan harga premium 10% untuk petani sawit kecil yang telah memenuhi standar berkelanjutan, dengan memberikan sebagian kecil dari biaya untuk para petani. Sementara itu, Bentang Alam mengusulkan untuk menggabungkan pinjaman uang tunai dengan input pertanian agar dapat mengurangi resiko terhadap institusi keuangan serta menaikkan nilai para petani.
PT Pandawa Agri Indonesia menawarkan alat dan sarana untuk petani sawit kecil dalam meningkatkan hasil panen dan produktivitas. PT Pandawa Agri Indonesia menawarkan herbisida organik yang diproduksi menggunakan bahan-bahan lokal agar dapat mengurangi penggunaan pestisida hingga 50%. Beralih ke herbisida dapat membantu petani sawit kecil untuk mengurangi penggunaan Paraquat, zat terlarang yang masih lazim di industri kelapa sawit.
Lantas ada, Landmapp (Belanda) dan Cadasta Foundation bekerjasama dengan Humanitarian OpenStreetMap (Amerika Serikat), menawarkan solusi untuk membantu petani kecil dalam memetakan lahan pertanian dan mengamankan hak properti mereka. Landmapp bekerja langsung dengan petani sawit kecil untuk memetakan lahan mereka, mengumpulkan data dengan menggunakan aplikasi resmi terhadap lahan mereka. Sementara Cadasta Foundation menguji pendekatan baru untuk memiliki hak atas lahan dan sumber daya data, serta menggunakan aplikasi Humanitarian OpenStreetMapping.
Sementara itu informasi yang didapat Info SAWIT, inovator dari Singapura, EcoHub Global, mengusulkan sebuah aplikasi gratis yang dapat memberikan petani akses terhadap informasi harga aktual dari pabrik, peta untuk input pertanian, dan informasi tentang praktik pertanian yang baik. Aplikasi ini juga berfungsi sebagai platform untuk berkomunikasi dengan pembeli, prosesor, dan koperasi.
Terakhir, inovasi dari Sourcemap Inc. (Amerika Serikat) dan PT Koltiva (Indonesia) menawarkan solusi untuk meningkatkan traceability dan transparansi dalam produksi minyak kelapa sawit. Sourcemap Inc. menyediakan aplikasi di bidang pemantauan dan penelusuran yang menggabungkan data lapangan dengan catatan perusahaan di bidang pembelian serta data risiko pihak ketiga untuk menyajikan proses supply chain yang lengkap. Sementara PT Koltiva Indonesia merekomendasikan untuk mengadaptasi teknologi penelusuran yang telah digunakan dalam industri kakao. (T2)