InfoSAWIT, ACEH SINGKIL – Apical, perusahaan pengolah minyak nabati global, bersama dengan Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (IDH) dan Muspida Aceh Singkil, merayakan pencapaian penting dengan menyerahkan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB) kepada 160 petani swadaya. Acara ini juga menandai panen perdana madu Trigona di Kantor Pusat Kabupaten Danau Paris, Aceh Singkil.
Program ini merupakan bagian dari Sustainable Living Village (SLV), inisiatif kolaboratif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk mengembangkan model penghidupan berkelanjutan. Sugiantoro, CSR Manager Apical, menjelaskan, melalui program SLV, pihaknya memperkuat komitmen terhadap produksi minyak sawit berkelanjutan. “Melalui pelatihan tentang Praktik Pertanian yang Baik kepada petani kecil dan mendukung sertifikasi STDB,” katanya dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Kamis (22/8/2024).
Sementara, Country Director IDH, Nassat Idris mengungkapkan, kemitraan antara publik dan swasta adalah kunci untuk mencapai visi Kabupaten mengenai Produksi, Perlindungan, dan Inklusi (PPI compact). “Program SLV, yang didukung bersama oleh IDH dan Apical, telah berhasil membangun model penghidupan berkelanjutan di perbatasan kawasan perlindungan,” katanya.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 0,55 Persen Pada Rabu (21/8), di Bursa Malaysia Mulai Naik
Acara hari ini juga dihadiri oleh petani dari enam desa yang merayakan panen perdana madu Trigona, sebuah langkah untuk mendiversifikasi mata pencaharian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Asisten 2 Bidang Perekonomian, Faisal Spd, mewakili Pj Bupati Aceh Singkil, mengapresiasi kontribusi Apical dan IDH dalam memajukan kesejahteraan masyarakat daerah ini.
Syafii Rambe, salah satu petani dari Desa Biskang, menyatakan, dirinya merasa terbantu dengan pelatihan yang komprehensif tentang budidaya, pemanenan, dan pemasaran madu Trigona. “Inisiatif ini telah membantu meningkatkan ekonomi desa kami,” tutur Syafii.
Tercatat program SLV, yang diluncurkan pada Februari 2023 di Aceh Singkil, tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan penghidupan dan melindungi hutan, tetapi juga untuk mendorong transformasi rantai pasokan dan mendukung kolaborasi lanskap melalui Perjanjian Produksi, Perlindungan, dan Inklusi (PPI). Inisiatif ini diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan lokal dengan membangun kapasitas dan memberdayakan masyarakat melalui kemitraan dengan berbagai organisasi seperti Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Forum Konservasi Leuser (FKL).
Dengan demikian, upaya bersama ini tidak hanya memperkuat keberlanjutan ekonomi lokal tetapi juga memajukan kelestarian lingkungan di Aceh Singkil. (T2)
