InfoSAWIT, JAKARTA – Pakistan tercatat mengimpor minyak sawit senilai US$2,93 miliar sepanjang tahun 2024. Dari jumlah tersebut, Indonesia masih menjadi pemasok utama dengan nilai ekspor mencapai US$2,6 miliar, meski mengalami penurunan tipis sebesar 2% dibanding tahun sebelumnya.
Data ini merujuk laporan World’s Top Exports – Palm Oil Imports by Country (2024) yang dikutip InfoSAWIT, Selasa (28/10/2025). Dalam laporan tersebut, Indonesia dan Malaysia mendominasi hampir seluruh pasokan minyak sawit ke Pakistan, dengan kontribusi gabungan mencapai hampir 100%.
Malaysia menempati posisi kedua dengan nilai ekspor US$344,8 juta, atau naik 14,2% dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, pasokan dari negara lain seperti Singapura, Thailand, Arab Saudi, dan Swedia tercatat dalam jumlah sangat kecil — masing-masing di bawah US$2 juta.
BACA JUGA: Serangga Penyerbuk Sawit asal Tanzania telah Tiba, Ini Hasil Uji Riset yang Telah Dilakukan
Malaysia Tumbuh, Indonesia Masih Dominan
Kenaikan kinerja ekspor Malaysia menjadi satu-satunya pertumbuhan positif dalam daftar negara pemasok minyak sawit ke Pakistan tahun 2024. Meski demikian, dominasi Indonesia masih sangat kuat, dengan pangsa pasar lebih dari 88% dari total impor sawit Pakistan.
Secara keseluruhan, nilai impor sawit Pakistan turun rata-rata 0,4% dibanding tahun sebelumnya, saat total pembelian mencapai US$2,94 miliar. Penurunan ini sejalan dengan fluktuasi harga global minyak sawit dan kebijakan stok minyak nabati di Pakistan, yang kerap disesuaikan dengan permintaan domestik dan nilai tukar rupee terhadap dolar AS.
Bagi Indonesia, Pakistan merupakan salah satu pasar utama ekspor minyak sawit di kawasan Asia Selatan, selain India dan Bangladesh. Volume ekspor ke negara tersebut menjadi indikator penting bagi kinerja perdagangan sawit nasional, mengingat kontribusi signifikan terhadap devisa ekspor.
BACA JUGA: Impor Minyak Sawit Amerika Serikat Capai US$1,88 Miliar pada 2024, Indonesia Masih Pemasok Utama
Meskipun ada penurunan tipis pada 2024, penguasaan pangsa pasar yang masih di atas 80% menunjukkan posisi Indonesia tetap dominan. Namun, kenaikan ekspor Malaysia patut menjadi sinyal bagi pelaku industri untuk memperkuat strategi pasar dan memperhatikan aspek daya saing harga serta logistik.
Nilai impor minyak sawit Pakistan dari berbagai negara:
Indonesia: US$2,6 miliar (turun 2% dibanding tahun 2023)
Malaysia: US$344,8 juta (naik 14,2%)
Singapura: US$2 juta (turun 4,3%)
Thailand: US$94.000 (turun 80,6%)
Arab Saudi: US$61.000 (data tahun 2023 tidak tersedia)
Swedia: US$2.000 (data tahun 2023 tidak tersedia)
Berdasarkan nilai perdagangan, negara-negara yang tercantum di atas menyumbang 100% dari total impor minyak sawit Pakistan pada tahun 2024. (T2)





















