InfoSAWIT, CHINA – Dalam laporan yang diterbitkan US Department of Agriculture (USDA), untuk periode pemasaran kedelai China 2022/2023 diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi yakni mencapai hampir 19 juta metrik ton (MT) .
Sementara impor kedelai China untuk periode 2022/2023 prediksi tetap di angka 96,5 juta ton lantaran permintaan bungkil kedelai (SBM) yang lebih tinggi untuk permintaan ternak babi dan unggas serta kebutuhan minyak nabati untuk sektor makanan.
Dikutip InfoSAWIT dari USDA, pertumbuhan impor diperkirakan sebagian akan dibatasi oleh produksi kedelai dalam negeri yang lebih tinggi, penjualan kedelai cadangan negara yang sedang berlangsung, dan ketidakpastian yang sedang berlangsung terkait pembatasan COVID di China.
BACA JUGA: China Beli Minyak Sawit Mentah (CPO) Indonesia Senilai US$ 2,6 Miliar
Seperti diketahui China adalah salah satu pasar tradisional minyak sawit Indonesia, pergerakan produksi kedelai China sedikit banyak akan mempengaruhi volume impor minyak sawit China. Merujuk data Kementerian Perdagangan RI, selama periode Januari—Agustus 2022 ekspor produk kelapa sawit dan turunannya Indonesia ke China mencapai US$ 3,6 miliar.
Sementara merujuk data Badan Pusat statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, volume ekspor produk kelapa sawit dan turunannya dari Indonesia ke China pada 2021 mencapai 6,6 juta ton. Nilai ini meningkat 14,17 persen dari tahun sebelumnya.
BACA JUGA: 3 Upaya Strategis BPDPKS Dalam Mendukung Petani Sawit
“Pada 2021 nilai ekspor produk kelapa sawit Indonesia ke China mencapai US$ 6,06 miliar, melonjak 82,87 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan meningkatnya harga komoditas CPO dunia dalam setahun terakhir,” demikian catat analisa Kementerian Perdagangan RI, Sabtu (12/11/2022). (T2)