InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia melonjak hampir 4% pada Jumat (9/6/2023), menyusul melonjaknya harga minyak nabati lainnya, kendati harga kontrak minyak sawit masih tercatat menurun untuk rata-rata minggu kedua ini.
Dilansir Reuters, patokan harga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Agustus 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 126, atau terdapat kenaikan sekitar 3,86%, menjadi RM 3.390 (US$ 735,36) per ton pada awal perdagangan.
Selama seminggu ini harga kontrak minyak sawit tercatat turun 0,39% dalam upaya mengantisipasi kenaikan produksi dan persediaan.
BACA JUGA: Jokowi Ajak Malaysia Lindungi Sawit dan Komoditas Lainnya dari Diskriminasi Uni Eropa
Sampai saat ini para pedagang masih menunggu rilis resmi dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) Senin mendatang untuk menilai tingkat kenaikan produksi selama periode Mei 2023. Sementara menurut perkiraan dari survei Reuters, Selasa (6/6/2023) produksi minyak sawit Malaysia pada Mei terlihat meroket 21% menjadi 1,45 juta ton, level tertinggi sejak Desember 2022 lalu.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga, kepada wartawan usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR bersama Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas), Selasa (6/6/2023), adanya penundaan pembahasan(Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-EU CEPA) menyusul terbitnya UU Deforestasi (EUDR).
Namun Wamendag menegaskan, perundingan kesepakatan kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa I-EU CEPA rampung akhir tahun ini.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN 8 Juni 2023 Withdraw Penawaran Tertinggi Rp 9.715/kg
Lanta harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 naik 2,6% sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 naik 3,4%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 menurun setelah melonjak 4% semalam.
Diungkapkan Analis Teknis Reuters, Wang Tao, harga minyak kelapa sawit berada pada zona resistensi di RM 3.341 hingga RM 3.368 per metrik ton. (T2)