InfoSAWIT, JAKARTA – Pemerintah terus berupaya mengoptimalkan subsektor perkebunan beserta turunannya, karena terbukti komoditas perkebunan berdampak positif terhadap perekonomian negara. Salah satunya melalui penguatan hilirisasi perkebunan, yang dimaksudkan meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas perkebunan.
“Pemerintah terus berupaya membina dan mendorong pelaku usaha perkebunan agar memperkuat hulu hingga ke hilir. Hilirisasi yang dilakukan sampai saat ini telah mampu meningkatkan nilai ekspor pada sejumlah komoditas seperti kelapa sawit, kopi, kakao dan komoditas lainnya yang tumbuh menjadi 58,45 triliun Rupiah pada Juni 2023,” ujar Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah, dikutip InfoSAWIT dari laman resmi Ditjen Perkebunan Kementan, Senin (11/9/2023).
Lebih lanjut tutur Andi, peningkatan daya saing melalui hilirisasi ini tentunya perlu didukung dengan strategi pemasaran yang tepat untuk menembus berbagai pasar. Untuk itu di moment Bunex 2023 ini, Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Perkebunan menyelenggarakan FGD yang membahas tentang akselerasi pemanfaatan dana sarana prasarana bagi perkebunan kelapa sawit dan Rembug Pekebun Indonesia yang membahas tentang penguatan tata kelola perkebunan nasional.
BACA JUGA: Impor minyak Sawit India Diperkirakan Melonjak 26 Persen Pada Periode 2022/23
Pada kesempatan ini, Andi Nur mengatakan model pembiayaan BPDPKS merupakan model pembiayaan yang ideal, yang dapat ditularkan untuk komoditas perkebunan lainnya sehingga perlu dibentuk BPD untuk komoditas strategis selain kelapa sawit.
Lebih lanjut, Andi Nur menjelaskan, pola kemitraan inti plasma perlu dihidupkan kembali, dan pentingnya data sebagai dasar untuk membuat kebijakan yang tepat dan pengembangan komoditas harus berbasis ketertelusuran.
BACA JUGA: 4 Pesan Penting Dari Petani Sawit Buat Capres Ganjar Pranowo
Sementara Diungkapkan Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Merrijantij Punguan Pintaria, pentingnya peran hilirisasi perkebunan terhadap peningkatan nilai ekspor. Kementerian Perindustrian sangat mendukung hilirisasi komoditas perkebunan. Kontribusi sektor industri agro sebesar 50,20% terhadap PDB industri non migas. (T2)