InfoSAWIT, SINGAPURA – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia turun pada Kamis, (21/9/2023), serta mencapai level terendah selama lebih dari seminggu, akibat melemahnya harga minyak mentah dan minyak nabati lainnya, dan nilai mata uang ringgit yang sedang melemah.
Dilansir Reuters, harga kontrak acuan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Desember 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun sekitar 1%, atau melorot RM 37 per ton, menjadi RM 3,683 (US$ 785,62) per metrik ton pada perdagangan pagi, menjadi level terendah sejak 13 September 2023.
Merujuk laporan surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia periode 1-20 September 2023 naik 2,4% dbanding pada bulan Agustus pada periode yang sama. Sementara perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia mencatat, ekspor pada periode yang sama naik 1,8%.
BACA JUGA: Sawit Watch Gugat PP No 24 Tahun 2021, Terkait Pemutihan Sawit di Kawasan Hutan
Tercatat nilai mata uang Ringgit Malaysia= MYR , mata uang perdagangan sawit, melemah 0,13% terhadap dolar, menjadikan komoditas ini lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 turun 2,3%, sedangkan harga kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 turun 1%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,7%.
BACA JUGA: Pembenahan Regulasi Diperlukan untuk Industri Minyak Sawit di Indonesia
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, lantaran mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar minyak nabati global. (T2)