InfoSAWIT, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan bahwa subholding PTPN, PalmCo, tidak akan meluncurkan aksi Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2024. Keputusan ini diambil karena masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan guna meningkatkan valuasi perusahaan.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, menjelaskan bahwa pihaknya belum memiliki fokus untuk membawa PalmCo ke lantai bursa saat ini. Menurutnya, PalmCo masih perlu melakukan sejumlah perbaikan, termasuk peningkatan produktivitas.
“Belum lah [PalmCo IPO 2024] karena menurut saya kalau baru dikonsolidasikan sudah IPO nanti valuasi tidak optimal,” ungkap Kartika Wirjoatmodjo dalam pernyataannya dikutip InfoSAWIT, belum lama ini.
BACA JUGA: Angkutan Sawit dan Tambang Disarankan Ikuti Aturan Sesuai Beban, Saat Melintas di Jalan
Tiko menyoroti bahwa salah satu pekerjaan rumah yang harus diatasi adalah replanting atau penanaman kembali pohon kelapa sawit. Hal ini disebabkan sejumlah lahan milik PTPN Grup dalam kondisi yang kurang terawat. Dengan upaya tersebut, diharapkan produktivitas PalmCo dapat mencapai standar produksi industri kelapa sawit sebesar 20 ton per hektare.
“Kalau mau IPO, semuanya harus produktif dulu supaya nanti secara valuasi tinggi. Jika masih belang-belang, kalau IPO valuasinya tidak optimal. Jadi lebih baik di fase awal cari strategic partner dulu sampai produktivitasnya merata, baru IPO,” tambahnya.
Di sisi lain, Tiko menyatakan bahwa PalmCo memiliki peluang menjadi salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di dunia dalam 2-3 tahun ke depan. Dia memproyeksikan bahwa PalmCo akan memiliki lahan kelapa sawit seluas 600.000 hektare, menyamai prestasi perusahaan kelapa sawit terkemuka, Sime Darby, asal Malaysia.
BACA JUGA: Ada Label Palm Oil Free di Kemasan, Santri Tani: Cabut Izin Halalnya
Sebagai informasi, pada awal Desember 2023, Kementerian BUMN telah menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo.
Pembentukan PalmCo melibatkan penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI, dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan. Sementara itu, pembentukan SupportingCo ditempuh melalui penggabungan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I. (T2)