InfoSAWIT, KETAPANG – Setelah tiga tahun perjuangan panjang, Perkumpulan Pekebun Sawit Ketapang (PPSK) akhirnya berhasil menyelesaikan audit Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Keberhasilan ini diraih setelah melaksanakan audit major pada 16-18 Desember 2024, menjadikan Januari 2025 sebagai awal yang penuh kebahagiaan bagi 1.223 petani anggota PPSK.
PPSK, yang didirikan pada 10 November 2022, merupakan gabungan 12 kelompok tani yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, sepertiKUD Subur Makmur yang anggotanya berada di Desa Membuluh Baru; Koperasi Produsen Subali Raya Sejahtera yang anggotanya berada di Desa Air Upas; Koperasi Produsen Berkah Manunggal Sejahtera yang anggotanya berada di Desa Air Upas.
Lantas KOPBUN Titian Makmur yang anggotanya berada di Desa Air Durian Jaya; Koperasi Produsen Rimba Kecubung Indah yang anggotanya berada di Banda Sari; KUD Bukit Selendang Jaya yang anggotanya berada di Desa Bukit Selendang Jaya; KOPTAN Budhi Asih yang anggotanya berada di Desa Bukit Gajah.
BACA JUGA: Harga CPO KPBN Inacom Naik 1,03 Persen Pada Senin (20/1), Harga CPO di Bursa Malaysia Naik
Kemudian, KOPBUN Mitra Sejahtera yang anggotanya berada di Desa Gahang; Koperasi Produsen Kuning Bekasik Betuah yang anggotanya berada di Desa Gahang; KOPBUN Karya Jaya yang anggotanya berada di Desa Lembah Mukti; ; CV. Mitra Tani Sejahtera yang anggotanya berada di Desa Sari Bekayas; serta CV. Borneo Usaha Kusuma yang anggotanya berada di Desa Lembah Mukti.
Dengan luas area tersertifikasi mencapai 2.329,58 hektare, PPSK mengadopsi standar RSPO Independent Smallholder 2019, dibimbing oleh Fortasbi, Cargill, IDH, dan JDE sejak 2021.
“Proses ini penuh tantangan, terutama menyamakan visi 12 kelompok yang terpisah jarak cukup jauh,” ungkap Group Manager PPSK, Sudarto, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Selasa (21/1/2025). Ia menuturkan bahwa dirinya rutin mengunjungi kelompok-kelompok tersebut untuk membangun komitmen bersama. “Kami bicara dari hati ke hati, menguatkan motivasi, hingga akhirnya berhasil melewati proses audit,” tambahnya.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumsel Periode II-Januari 2025 Anjlok Rp 219,57 per Kg
Pada audit pertama di Mei 2024, PPSK mencatat 16 temuan ketidaksesuaian (NC). Namun, melalui pelatihan intensif terkait Good Agricultural Practices (GAP), High Conservation Value (HCV), dan pengelolaan limbah, mereka mampu melakukan perbaikan hingga dinyatakan lolos pada audit berikutnya.
Sudarto menceritakan bagaimana petani swadaya, sebagian besar transmigran yang menanam sawit sejak 1990-an, menangis haru ketika auditor menyatakan kelulusan mereka. “Kami terus berkoordinasi dan memperbaiki setiap temuan hingga akhirnya berhasil,” ujarnya.