InfoSAWIT, JAKARTA – Industri kelapa sawit Indonesia pada tahun 2025 diprediksi mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) lebih dari 7,2% menjadi MYR 4.500 per ton serta peningkatan produksi sebesar 3,9% pasca berakhirnya fenomena El Niño pada Mei 2024. Di tengah dinamika industri yang penuh tantangan dan peluang ini, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) bersiap mempercepat ekspansi dengan strategi pertumbuhan yang agresif dan berkelanjutan.
CSRA telah mengalokasikan anggaran belanja modal (Capex) sebesar Rp100 miliar untuk tahun 2025. Dari jumlah tersebut, 50% dialokasikan untuk menyelesaikan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PMKS) ketiga di Kabupaten Banyuasin yang dijadwalkan beroperasi pada Juli 2025. Sementara itu, 50% lainnya digunakan untuk pembayaran ganti rugi tanam tumbuh (GRTT) dan perluasan areal perkebunan di wilayah Sumatera Selatan.
Direktur Keuangan & Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja menyatakan, bahwa perusahaan juga meninjau peluang akuisisi lahan baru dengan prioritas di sekitar perkebunan yang sudah ada guna meningkatkan efisiensi operasional. “Kami terus menerapkan strategi ekspansi anorganik yang memungkinkan integrasi operasional yang lebih baik,” ujar Seman dalam keterangan tertulis dikutip InfoSAWIT, Rabu (26/3/2025).
BACA JUGA: Musim Mas Group Gelar Safari Ramadan, Santuni 650 Anak Yatim dan Bagikan 6.000 Bingkisan Idulfitri
Lantas, dalam upaya memperkuat keberlanjutan, CSRA terus meningkatkan inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan fokus pada Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, dan Kearifan Lokal (HEEL). Perusahaan telah mendapatkan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk kebun PT SSG dan PT ABI di Sumatera Selatan pada 19 Maret 2025. Selain itu, CSRA menerima penghargaan kategori Silver dalam Transparansi Emisi dan Penurunan Emisi Korporasi 2024 pada 29 Mei 2024 sebagai pengakuan atas upaya lingkungan yang telah dilakukan.
Seman menegaskan bahwa perusahaan akan terus berupaya meningkatkan margin bruto melalui investasi di pabrik dan mekanisasi guna memperkuat daya saing. “Kami memprioritaskan penciptaan arus kas yang kuat seiring dengan langkah-langkah pengembangan strategis, termasuk ekspansi operasional, peningkatan kapasitas produksi, dan adopsi teknologi baru,” tandasnya. (T2)