InfoSAWIT, SANGGAU – Solidaridad Network Indonesia, bersama mitra lokal, menggelar acara Field Day di Desa Lape, Sanggau, dengan tema “Petani Bermartabat, Mandiri, dan Berkelanjutan.” Acara ini bertujuan untuk mempromosikan praktik kelapa sawit berkelanjutan serta memperkuat organisasi petani yang mandiri. Sekitar 150 petani sawit swadaya, perwakilan pemerintah, dan pemangku kepentingan hadir dalam acara ini, termasuk Anggota Komisi IV DPR RI, Dapil II Kalimantan Barat, Paolus Hadi.
Field Day menjadi ajang untuk memamerkan keberhasilan program Sekolah Lapangan (SL) dalam melatih petani sawit swadaya. Program ini menitikberatkan pada adopsi praktik pertanian terbaik, budidaya ramah lingkungan, mitigasi risiko deforestasi, serta peningkatan hasil panen. Para alumni SL nantinya akan berperan sebagai fasilitator yang menyebarkan ilmu kepada petani lain di desa yang belum mendapatkan kesempatan pelatihan.
Dalam sambutannya, Paolus Hadi, yang pernah menjabat sebagai Bupati Sanggau selama dua periode (2014-2019 dan 2019-2024), menekankan pentingnya formalisasi kelompok tani seperti Aliansi Petani Kelapa Sawit Keling Kumang (APKS KK). Menurutnya, langkah ini dapat meningkatkan akses terhadap sumber daya, pasar, dan advokasi kebijakan. Selain itu, kolaborasi dengan CU Keling Kumang (CUKK) dan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Parindu dinilai dapat memperbesar dampak ekonomi dan produksi sawit petani swadaya.
Perwakilan dari Dinas Perkebunan dan Peternakan (DISBUNNAK) Sanggau, Camat Kapuas, Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), serta Pemerintah Desa Lape turut menegaskan komitmennya untuk mendukung petani sawit melalui kemitraan berkelanjutan.
“Minyak kelapa sawit yang berkelanjutan bukan hanya keharusan lingkungan, tetapi juga peluang ekonomi bagi Kabupaten Sanggau. Program SL dan kemitraan dengan Solidaridad memastikan bahwa petani sawit swadaya mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup untuk berkembang, sekaligus menerapkan praktik ramah lingkungan,” ujar Paolus Hadi dalam keterangan tertulis dikutip InfoSAWIT, Rabu (26/3/2025).
Country Manager Solidaridad Indonesia, Yeni Fitriyanti, menambahkan bahwa Field Day menjadi wadah untuk menjembatani kesenjangan antara petani, pasar, dan pembuat kebijakan. “Dengan memberdayakan petani sawit swadaya melalui pengetahuan dan perangkat organisasi, kami berharap dapat membantu membangun masa depan di mana produktivitas dan keberlanjutan berjalan beriringan,” ujarnya.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Plasma Riau Periode 26 Maret-15 April 2025 Naik Rp 23,84 Per Kg
Acara ini juga mencakup sosialisasi Surat Tanda Daftar Budidaya Elektronik (E-STDB) serta sertifikasi oleh DISBUNNAK Sanggau, pemaparan Rencana Tindak Lanjut (RTL) kegiatan bersama, dan perayaan satu dekade kehadiran Solidaridad di Indonesia.
Field Day memiliki sejarah panjang di Indonesia, berawal dari Sekolah Lapangan Petani yang diinisiasi FAO pada tahun 1989. Kini, acara ini menjadi alat penting dalam penyuluhan pertanian dan pemberdayaan petani. Peringatan Field Day di Desa Lape mempertegas komitmen terhadap keberlanjutan, pembelajaran komunitas, serta inovasi lokal, sejalan dengan upaya nasional dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. (T2)