InfoSAWIT, JAKARTA – Ketika penulis pulang dari perantauan, tempat yang paling ingin ditemui ialah kebun sawit. Sedari aku masih kecil, Sawit telah bersamai ku, sampai penulis kembali sebagai Mahasiswa semester 6. Kenapa Sawitnya tidak diganti saja mak “tanya ku kepada omak ku, sambil menatap pohon Sawit yang sudah tua”.
“Tunggu kau selesai kuliah boru” ucap omak ku“, omak adalah sebutan untuk seorang ibu di daerah ku Labuhanbatu Utara, salah satu daerah yang berada di Sumatera Utara dan ‘nang’ adalah sebutan khusus untuk anak perempuan pada suku Batak.
Sawit menjadi salah satu penghasilan setia keluarga, Sawit tumbuh bersama tingkat usia dan pendidikan pemiliknya. Sehingga tidak heran bila hasil buah sawit mampu menyekolahkan penulis dan saudara-saudara ku serta sebagai sumber penghasilan kehidupan keluarga diberbagai wilayah Indonesia.
Belum genap usia 10 tahun, kaki penulis telah berlari dikebun sawit bersama dengan abang-abang dan kakak perempuan.
Selama penulis berada diperantauan di kota Yogyakarta. Telpon salah satu alat komunikasi yang penulis gunakan untuk berkomunikasi dengan omak ku “tunggu ya nang omak kirim uang kuliah sama uang makan mu, kalau Sawit nya sudah dijual” ucap omak setiap menelpon.
“Oke mak, jawab ku dengan riang” oleh karena itu, Sawit selalu ada dalam kalimat doaku, supaya buah Sawit selalu berlimpah, terhindar dari hewan dan makhluk lain yang ingin memakan, merusak serta mengambil buahnya. Maka tidak aneh bila penulis tahu betul buah sawit panen 2 kali dalam sebulan alias dua minggu sekali, karena kalau buah Sawit panen uang bulanan atau biaya kuliah serta biaya hidup ku dapat dikirim. Demi keamanan buah sawit, kami rela menginap di kebun sawit dengan pondok seadanya, sungguh masa kecil yang menyenangkan.
Ayak dan Omak ku adalah salah satu orangtua yang tangguh sehingga penulis percaya, tidak hanya keluarga ku begitu juga dengan keluarga yang lain, mereka mengurus kebun Sawit nya mulai dari pembibitan, penanaman, pemupukan, pembersihan kebun, pengambilan buah, membawa serta menimbang hingga menjualnya, semua dilakukan oleh pihak keluarga. Sehingga saat panen buah Sawit, terasa kerjasama yang luar biasa pada anggota keluarga. Penulis yang saat itu masih kecil, membantu mengambil buah-buah sawit yang berguguran, satu persatu dikumpulkan hingga penuh sekarung goni. “Ayak adalah sebutan untuk ayah didaerah ku”.
Sehingga penulis tahu benar cara menanam Sawit hingga menghasilkan buah. Tidak hanya menghasilkan buah tetapi menghasilkan penghasilan. Maka tanpa sadar ternyata sedari kecil, penulis telah dibekali pengetahun berkebun Sawit hingga menghasilkan pendapatan keluarga, yakni uang untuk biaya segala keperluan hidup.
Maka tidak diragukan lagi jika Sawit sungguh istimewa bagi sebagian masyakat Indonesia yang berada diberbagai wilayah sentra sawit. Mereka yang penghasilannya tidak dari Sawit, rumahnya diperkotaan atau wilayah rumahnya tidak terdapat pohon Sawit bukan berarti mereka tidak dapat merasakan keistimewaan dan manfaat buah sawit. Karena pada umumnya hampir semua masakan dengan berbagai hidangan di wilayah Indonesia, mesti menggunakan minyak goreng sebagai bahan utama pada masakan yang diolah dari buah Sawit.
Oleh karena itu masyarakat diberbagai wilayah Indonesia memilih serta mempercayakan Sawit sebagai sumber penghasilan yang terjamin untuk keberlangsungan hidup. Karena penghasilan dari Sawit, tergantung dari harga jual yang telah ditetapkan, sekalipun harga penjualan turun total bukan berarti membuat bangkrut pemilik Sawit, hanya saja tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup.
Alhamdulliah tanggal 31 Juli 2021 lalu penulis resmi meraih Sarjana, terima kasih Sawit, berkat buah mu penulsi resmi menyandang gelar S1 dengan jurusan Ilmu Komunikasi pada Universitas AMIKOM Yogyakarta, seperti itulah sawit menjadi sumber kehidupan keluarga. (*)
Penulis: Indah Hotmarina
Nominator Sawit Fest 2021 Kategori Lomba Esai / tulisan esai ini telah melalui proses editing, Judul asli: Sawit Kehidupan keluarga, lebih lengkap di SAWIT FEST 2021
Tentang Sawit Fest :
Sawit Fest 2021 mendukung peningkatan literasi sawit bagi masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya guna memberikan gambaran utuh mengenai keberadaan industri minyak sawit. Sekaligus, bertujuan memberikan pemahaman yang benar mengenai keberadaan dan kontribusi minyak sawit, bagi negara, sosial dan lingkungannya.
Sawit Fest 2021 mendapatkan dukungan pendanaan Badan Pengelola DanaPerkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS), Bumitama Gunajaya Agro Group, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Asian Agri Group, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, dan PT Cisadane Sawit Raya Tbk., dengan mitra strategis Media InfoSAWIT dan Palm Oil Magazine.
Sawit Fest pula merangkul para seluruh pemangku kepentingan minyak sawit seperti pemerintah, pelaku usaha, periset, organisasi, aktivis sosial dan lingkungan serta pihak lainnya, untuk berdiskusi membangun minyak sawit Indonesia berkelanjutan.
Apabila membutuhkan informasi lebih lanjut, silahkan hubungi kami, Ignatius Ery Kurniawan, melalui Handpone WA : 081284832789, email : sawit.magazine@gmail.com