InfoSAWIT, LONDON – Merujuk laporan tahunan yang berakhir pada 31 Desember 2021 mencatat, REA Kaltim holdings yang memiliki operasional perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, sepanang tahun 2021 lalu prduksi Tandan Buah Segar (TBS) Sawitnya tercatat lebih rendah ketimbang produksi TBS di 2020.
Kondisi demikian catat perusahaan akibat pengaruh curah hujan di atas rata-rata dan jumlah hari hujan dan beberapa tanaman hilang karena penundaan panen yang disebabkan oleh kebakaran pertengahan tahun yang dilaporkan sebelumnya.
Lantas laporan tingkat panen yang lebih rendah di seluruh Kalimantan Timur pada paruh kedua tahun 2021 mencerminkan proses pembuahan yang tertunda, kemungkinan besar sebagai akibat dari berkurangnya sinar matahari sebagai akibat dari jumlah hari hujan.
BACA JUGA : Ekspor Minyak Sawit Indonesia Hanya 0,6% Selama 2021
Dikatakan, Chairman R.E.A. Holdings plc, David Blackett, curah hujan yang tinggi tidak hanya menghambat panen TBS tetapi juga menunda program pemeliharaan jalan sehingga memperburuk masalah panen. Dengan rencana pembukaan tambang andesit (disebut di bawah batu dan batubara di bawah). Perusahaan akan memulai program jangka panjang secara bertahap untuk membangun infrastruktur jalan yang lebih baik,” katanya dilansir InfoSAWIT dalam laman resmi perusahaan .Sementara, hampir selesainya perluasan pabrik minyak Satria (“SOM”) dan pekerjaan pemeliharaan di pabrik minyak Cakra (“COM”) harus terbukti efektif dalam memastikan bahwa kelompok tersebut memiliki kapasitas yang cukup untuk memproses tanaman TBSnya, sambil menunggu penyelesaian pekerjaan untuk menyalakan kembali api boiler yang rusak di pabrik minyak Perdana (“POM”). Pekerjaan pemulihan harus selesai pada kuartal terakhir tahun 2022. (T2)