InfoSAWIT, MEDAN – Kelompok pekerja atau buruh di subsektor perkebunan kelapa sawit menyadari kalau industri kelapa sawit di Indonesia memberikan kontribusi yang tidak main-main. Jumlah devisa yang dihasilkan subsektor sawit bisa mencapai puluhan miliar Dollar AS setahun. Merujuk hasil riset, sektor ini menyerap pekerja sekitar 22 juta orang, dengan pendapatan devisa dari industri sawit ditambah pendapatan pekerjanya ada putaran uang sekitar Rp 1.432,9 triliun per tahun.
Dungkapkan Ketua Umum DPP Federasi Serikat Buruh Perkebunan Indonesia (Serbundo), Herwin Nasution, melihat kontribusi yang tinggi dari buruh sait, sudah saatnya para buruh dan pengusaha sawit mengedepankan proses dialog sekaligus merawat hubungan agar tidak memunculkan konflik berkepanjangan.
Herwin yang akrak disapa Masdon meminta pihak pengusaha sawit tidak memandang para buruh sebagai momok yang menakutkan yang dinilai berpotensi menghambat kemajuan perusahaan sawit.
BACA JUGA : Sejumlah Emiten Sawit Panen Untung Pada Paruh Pertama 2022
“Bila para buruh tidak sejahtera maka jangan heran kalau banyak negara, terutama Amerika Serikat dan negara-negara di Uni Eropa, akan menyoroti sikap perusahaan sawit,” jelasnya pada seminar dan dialog sosial multistakeholder bertajuk “Memperkuat Serikat Buruh sebagai Mitra Strategis Perusahaan Perkebunan Sawit”, Selasa (5/7/2022) di medan, dihadiri InfoSAWIT.
lebih lanjut tutur Masdon, industri kelapa sawit kita selalu menjadi fokus perhatian dunia, namun di Indonesia kurang memperhatikan itu. Masih banyak buruh kebun sawit yang kesejahteraannya sangat rendah. “Serikat buruhnya juga sering kurang diakomodir. Padahal, serikat buruh itu salah satu fungsinya adalah untuk memediasi, jadi jangan dianggap musuh,” kata Masdon.
Ia meyakinkan para pengusaha kalau Serbundo mencoba membangun dialog sosial antara buruh, serikat buruh, pengusaha dan pemerintah untuk membangun persamaan guna menghasilkan tujuan kesejahteraan buruh dan industri sawit terus beroperasi dengan baik. (T2)