InfoSAWIT, JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) mendukung upaya meningkatkan produktivitas Kelapa. Peningkatan produktivitas adalah kunci untuk menjaga daya saing. BPDPKS bersama dengan Perkumpulan Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (P3PI) dan Media Perkebunan mengadakan 2nd STKS (Seminar Teknis Kelapa Sawit) “Kiat Sukses Meningkatkan Produktivitas Sawit 36;36;26% Tanpa Perluasan dan Optimalisasi Lahan dengan Tumpang Sari. Seminar disertai dengan Pameran.
Pemimpin Umum Media Perkebunan, Gamal Nasir dalam sambutannya menyatakan, saat ini produktivitas kebun kelapa sawit rakyat masih rendah yaitu 3 ton CPO/ha/tahun sedang perusahaan telah mencapai 6 ton CPO/ha/tahun.
“Padahal potensi benih sawit yang ada bisa mencapai 9-12 ton CPO/ha. Berarti masih ada ruang untuk peningkatan produktivitas tanpa perlu perluasan lahan dengan intensifikasi dengan cara seefisien mungkin sehingga biaya produksi tetap terjaga,” kata Gamal dalam keterangannya kepada InfoSAWIT, Rabu (21/6/2023).
BACA JUGA: Menakar Aspek Non Agronomi dan Agronomi Dalam Mendongkrak Produktivitas Kelapa Sawit
Tercatat kelapa sawit sebagai komoditas penghasil devisa utama bagi Indonesia, juga produsen terbesar di dunia, tidak terlepas dari berbagai permasalahan. Hulu yang merupakan awal dari rantai pasok sawit juga menghadapi berbagai permasalahan seperti pupuk langka dan mahal, perubahan iklim, ganoderma, kebun yang semakin feminim dan lain-lain.
Keunggulan kelapa sawit bisa tergerus kalau melakukan praktik di hulu as business as usual, disaat lingkungan disekitar sudah berubah. Padahal banyak hasil riset dan praktik baru yang bisa diterapkan untuk menjaga daya saing kelapa sawit.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Swadaya Riau Periode 21-27 Juni 2023 Tertinggi Rp 2.170,24/kg, Cek Harganya..
Ahmad Munir dari BPDPKS menyatakan penyaluran dana BPBPDPKS untuk PSR dan Sarana prasarana bertujuan untuk meningkatkan produktivitas yang pada ujungnya meningkatkan kesejahteraan pekebun. BPDPKS hanya akan menyalurkan PSR dan sarpras kalau ada rekomtek dari Ditjenbun.
“Kita tidak sekedar menunggu, tetapi terus berkoordinasi dengan Ditjen Perkebunan untuk mengoptimalkan penyaluran dana,” kata Munir.