InfoSAWIT, KAMPAR – Industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, tantangan besar menghadang produksi kelapa sawit secara nasional. Untuk mengatasi permasalahan ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) terus mendukung percepatan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) melalui jalur kemitraan binaan Gapki.
Kick-off tanam perdana yang dilakukan di Kebun Koperasi Berkat Ridho bersama mitra binaan PT Buana Wiralestari di Kabupaten Kampar, menjadi langkah awal yang menandai komitmen Gapki dalam meningkatkan produktivitas dan produksi kelapa sawit di Indonesia.
Ketua Umum Gapki, Eddy Martono menjelaskan, bahwa program PSR, khususnya melalui jalur kemitraan, menjadi salah satu fokus utama yang akan dilakukan. Program ini memiliki dua tujuan utama, yakni membantu petani untuk meremajakan kebun kelapa sawit yang sudah tua, rusak, dan tidak produktif, serta meningkatkan produktivitas dan produksi kelapa sawit secara nasional.
BACA JUGA: Genjot Program Peremajaan sawit Rakyat, Riau Ditarget Lakukan Replanting 10 ribu Ha
Lebih lanjut Eddy Martono juga menyoroti stagnasi produksi kelapa sawit nasional dalam lima tahun terakhir, sementara konsumsi domestik terus meningkat. Hal ini mendorong perlunya peningkatan produktivitas dari lahan yang sudah ada, karena pembukaan lahan baru untuk perkebunan saat ini tidak lagi diizinkan. Sebab itu program PSR melalui jalur kemitraan menjadi salah satu solusi yang diharapkan dapat mempercepat upaya meremajakan kelapa sawit rakyat.
“Kita sudah mendata anggota yang memiliki mitra plasma, walaupun realisasinya tidak bisa tahun ini, namun targetnya bisa memperoleh rekomtek dan penanaman selanjutnya bisa dilakukan tahun depan,” kata Eddy kepada InfoSAWIT.
Tercatat kick-off tanam perdana program PSR jalur kemitraan binaan Gapki di Kabupaten Kampar merupakan langkah awal yang diharapkan akan mempercepat program PSR, khususnya bagi anggota Gapki.
BACA JUGA: Berikut Top 5 Saham Sawit, Tertinggi Harga Saham Sawit Naik 8,72 Persen Pada Senin (18/9)
Sementara, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Andi Nur Alam Syah, menyoroti pentingnya kemitraan antara perkebunan besar dengan perkebunan rakyat dalam mengurangi ketimpangan, terutama dalam mencapai produksi dan produktivitas yang lebih tinggi dalam industri kelapa sawit. Upaya peningkatan produksi dan produktivitas kelapa sawit di kebun rakyat memang tidak mudah dan dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk minat petani, legalitas lahan, aspek kelembagaan, dan dukungan stakeholder yang masih belum optimal.
Direktur Utama BPDPKS, Edy Abdurrachman, menjelaskan bahwa program PSR telah berjalan sejak tahun 2016 dan memberikan peningkatan produktivitas kepada petani kelapa sawit plasma dan swadaya. Target PSR yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 500 ribu hektar per tiga tahun menjadi tantangan yang harus dihadapi. Namun, melalui jalur kemitraan, diharapkan target ini dapat lebih cepat tercapai. (T2)