InfoSAWIT, JAKARTA – Provinsi Aceh secara resmi mengumumkan peluncuran Peta Jalan Pengembangan Kelapa Sawit Berkelanjutan (Peta Jalan KSB Aceh) dalam konferensi RSPO Roundtable 2023, pada Rabu (22 November 2023), di Jakarta. Peta Jalan ini menjadi tonggak penting dalam upaya mencapai produksi kelapa sawit yang berkelanjutan, bebas deforestasi, dan memberikan dampak positif pada kehidupan masyarakat. Acara peluncuran ini dipandu oleh komitmen Provinsi Aceh terhadap Rencana Pertumbuhan Hijau yang telah diinisiasi sejak tahun 2020.
Gubernur Provinsi Aceh, Achmad Marzuki menyampaikan, bahwa peluncuran Peta Jalan Kelapa Sawit Berkelanjutan adalah bukti nyata dari komitmen Provinsi Aceh terhadap pembangunan berkelanjutan. Melalui Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunn Provinsi Aceh, pemerintah mengundang investasi hijau yang tidak hanya menciptakan lapangan kerja baru tetapi juga menambah nilai pada sumber daya alam Aceh. Aceh, dengan ekosistemnya yang merupakan benteng terakhir konservasi sumber daya keanekaragaman hayati, memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Proses penyusunan Peta Jalan ini melibatkan partisipasi kolaboratif dari pemerintah, sektor swasta, dan lembaga masyarakat sipil. Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian mendukung penyusunan Peta Jalan KSB sebagai bagian dari upaya mencapai target nasional untuk memberikan sertifikasi ISPO kepada 1 juta petani kelapa sawit pada tahun 2025.
Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kemenko Perekonomian, Musdalifah Machmud menyatakan bahwa produksi komoditas yang berkelanjutan adalah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. “Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mempercepat pelaksanaan sertifikasi ISPO sebagai respons terhadap permintaan pasar global yang terus meningkat,” katanya.
Keberhasilan pembangunan Peta Jalan KSB tidak terlepas dari pencapaian petani sawit swadaya di Kabupaten Aceh Tamiang, yang menjadi model bagi pemerintah Aceh di 13 kabupaten lainnya. Pada akhir tahun 2023, Kabupaten Aceh Tamiang meraih sukses dengan pemberian sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan, ISPO & RSPO, kepada lebih dari 2200 petani sawit swadaya dari 4 koperasi dan 1 perkumpulan petani swadaya di Kabupaten tersebut.
Keberhasilan ini mencerminkan harmonisasi antara sertifikasi yang dikeluarkan pemerintah Indonesia, ISPO, dan sertifikasi internasional, RSPO. Proses advokasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk IDH Indonesia, Forum Konservasi Leuser, Lingkar Temu Kabupaten Lestari, dan sektor swasta, menjadi kunci sukses dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di Aceh.
BACA JUGA: Sewindu CPOPC, Terus Tingkatkan Pemahaman Publik Tentang Minyak Sawit
Country Director IDH Indonesia, Nassat Idris, menyampaikan apresiasi untuk kolaborasi multi-pihak dalam mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan di Aceh. “IDH bersama mitra pendukung antara lain FKL, LTKL, YEL, dan pihak swasta membangun kemitraan multi-pihak bersama Pemerintah untuk mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan Aceh yang salah satunya digambarkan oleh Peta Jalan KSB ini. Untuk mencapai tujuan dalam Peta Jalan KSB, Provinsi Aceh membutuhkan kerjasama dan komitmen jangka panjang dari berbagai pihak. Peta Jalan KSB memberikan kerangka dan ruang kerjasama untuk mewujudkan produksi berkelanjutan, perlindungan, dan inklusi.”
Acara peluncuran Peta Jalan KSB Aceh dihadiri oleh perwakilan petani RSPO dari Aceh Tamiang, anggota RSPO dari pihak swasta, dan masyarakat sipil. Turut hadir perwakilan pemerintah Provinsi Aceh dan kabupaten-kabupaten di Aceh, serta perwakilan negara-negara Eropa dan lembaga donor. Peluncuran ini menandai langkah maju signifikan dalam pengembangan kelapa sawit berkelanjutan di Aceh dan diharapkan memberikan dampak positif yang besar pada kesejahteraan masyarakat lokal. (T2)