InfoSAWIT, JAKARTA – Produksi minyak sawit mentah (CPO) dan minyak sawit kernel (PKO) Indonesia tahun 2023 diperkirakan mencapai masing-masing 50,07 juta ton dan 4,77 juta ton, dimana mengalami kenaikan sebesar 7,15% dan 5,66% dari tahun sebelumnya. Kenaikan produksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk harga tinggi minyak sawit yang mendorong pembenihan kebun dan perluasan areal tanaman.
Peningkatan konsumsi dalam negeri juga terjadi, dari 21,24 juta ton pada tahun 2022 menjadi 23,13 juta ton pada tahun 2023, dengan implementasi kebijakan biodiesel (B35) menjadi salah satu pendorong utama. Konsumsi biodiesel sendiri naik signifikan, melampaui konsumsi untuk keperluan pangan dalam negeri.
Meskipun demikian, ekspor minyak sawit Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,38% menjadi 32,21 juta ton. Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Uni Eropa (EU) sebesar 11,6%, sementara ekspor ke Afrika, China, India, dan Amerika Serikat (AS) mengalami kenaikan yang signifikan.
BACA JUGA:
Turunnya harga rata-rata kelapa sawit di pasar internasional, khususnya di Ciff Rotterdam, sebesar 28,7% dari tahun sebelumnya, berdampak pada penurunan nilai ekspor Indonesia dari US$ 39,07 miliar pada tahun 2022 menjadi US$ 30,32 miliar pada tahun 2023. Meskipun demikian, stok akhir produk CPO dan PKO Indonesia tetap diperkirakan cukup stabil, yaitu sekitar 3,14 juta ton.
Secara keseluruhan, meskipun produksi dan konsumsi minyak sawit Indonesia mengalami peningkatan, penurunan ekspor dan harga di pasar internasional menimbulkan tantangan baru bagi industri kelapa sawit Indonesia dalam menghadapi tahun-tahun mendatang. (T2)