Restorasi Gambut Lahan Sawit Melalui Rewetting Bisa Jadia Solusi Mitigasi Perubahan Iklim

oleh -1805 Dilihat
Editor: Redaksi InfoSAWIT
InfoSAWIT
Dok. InfoSAWIT/Ilustrasi perkebunan kelapa sawit di lahan gambut.

InfoSAWIT, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) mengungkapkan bahwa upaya restorasi gambut melalui pembasahan kembali (rewetting) telah membawa dampak positif yang signifikan terhadap mitigasi perubahan iklim. Penelitian ini, yang melibatkan kolaborasi dengan Universitas Tanjungpura, IPB University, Badan Nasional Riset dan Inovasi (BRIN), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta beberapa universitas ternama internasional, telah dipublikasikan dalam jurnal Science of The Total Environment.

Lahan gambut tropis di Indonesia, yang selama ini banyak dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit, memiliki potensi besar sebagai penyimpan karbon dalam tanah yang lebih besar daripada hutan tropis di lahan mineral atau mangrove. Namun, degradasi dan pengeringan lahan gambut ini telah menyebabkan kontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.


Penelitian ini mengkaji efek dari pembasahan kembali lahan gambut yang terdegradasi, dengan hasil yang menunjukkan bahwa intervensi tersebut mampu mengurangi emisi gas karbondioksida tanpa meningkatkan emisi metana. Metode pembangunan sekat kanal untuk pembasahan kembali di perkebunan kelapa sawit telah terbukti mengurangi laju dekomposisi gambut sebesar 34% dibandingkan dengan lahan gambut yang tidak dibasahi.

BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 11-17 September 2024 Naik Rp 11,54/Kg, Cek Harganya..

“Studi ini memberikan bukti konkret bahwa pembasahan kembali dapat menjadi solusi efektif dalam upaya mitigasi perubahan iklim,” ungkap Wahyu Catur Adinugroho dari BRIN dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Kamis (12/9/2024). Meskipun demikian, kontribusi dari upaya restorasi gambut ini belum sepenuhnya tergambarkan dalam rencana pengurangan emisi nasional (NDC) Indonesia karena keterbatasan data yang tersedia.

Dengan hasil yang menggembirakan ini, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai penurunan emisi yang signifikan melalui solusi iklim alam berbasis sumber daya alam, termasuk perlindungan hutan, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, dan restorasi ekosistem gambut. Para peneliti memperkirakan bahwa upaya seperti ini dapat menyumbang hingga 13% dari total potensi mitigasi solusi iklim alam.

“Penting untuk diingat bahwa meskipun lahan gambut yang tidak terganggu memberikan manfaat iklim yang lebih besar, restorasi gambut yang terdegradasi telah terbukti memberikan kontribusi positif yang signifikan,” kata Nisa Novita dari YKAN. Harapannya, upaya seperti ini akan terus mendukung Indonesia dalam mencapai target pengurangan emisi nasional yang ambisius.

BACA JUGA: Impor Minyak Sawit India Turun 27% pada Agustus 2024,  Akibat Harga Minyak Sawit Setara Minyak Kedelai

Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya menyoroti keberhasilan praktis dari pembasahan kembali lahan gambut, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya melanjutkan dan memperluas upaya restorasi untuk perlindungan lingkungan yang lebih baik dan masa depan yang lebih berkelanjutan. (T2)

InfoSAWIT

Dapatkan update berita seputar harga TBS, CPO, biodiesel dan industri kelapa sawit setiap hari dengan bergabung di Grup Telegram "InfoSAWIT - News Update", caranya klik link InfoSAWIT-News Update, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Bisa juga IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS.


Atau ikuti saluran Whatsapp "InfoSAWIT News", caranya klik link InfoSAWIT News dan Group Whatsapp di InfoSAWIT News Update

Untuk informasi langganan dan Iklan silahkan WhatsApp ke Marketing InfoSAWIT_01 dan Marketing InfoSAWIT_02 atau email ke sawit.magazine@gmail.com