InfoSAWIT, INDIA – Direktur Godrej International, Dorab Mistry memberikan proyeksi terbaru terkait harga minyak sawit berjangka di Bursa Malaysia Derivatives (BMD). Menurut Mistry, harga minyak sawit diperkirakan akan bergerak di antara RM 3.700 hingga 4.500 per ton mulai saat ini hingga Juni 2025. Ia optimistis bahwa pasar bullish baru akan dimulai pada Januari hingga Maret 2025, dipicu oleh peningkatan permintaan menjelang Tahun Baru China dan Ramadhan.
Faktor cuaca di Amerika Selatan menjadi kunci penting dalam menentukan pergerakan harga minyak sawit dan minyak nabati lainnya. Mistry mencatat bahwa meskipun musim hujan di kawasan tersebut mengalami penundaan, diperkirakan akan pulih dalam waktu dekat. “Ketidakpastian apakah hujan akan terus mendukung musim tanam tetap menjadi perhatian utama,” ungkap Mistry seperti dikutip InfoSAWIT dalam paparannya pada acara Globoil India 2024, pada Jumat (20/9/2024) lalu.
Selain itu, masa depan harga minyak kedelai dan kontrak berjangka kedelai di Chicago Board of Trade (CBOT) diperkirakan akan pulih seiring pelemahan Dolar AS. Kenaikan permintaan biodiesel di AS serta perubahan dari Blenders Credit menjadi Producers Credit akan terus memberikan dorongan positif bagi harga minyak kedelai.
BACA JUGA: GAPKI Tepis Kritik Reuters Terhadap Industri Kelapa Sawit Indonesia
Mistry juga menambahkan bahwa setiap pengumuman baru terkait Sustainable Aviation Fuel (SAF) akan menjadi faktor bullish tambahan bagi pasar minyak nabati. Pada tahun 2025, tidak akan ada kelebihan minyak bunga matahari yang dapat bersaing dengan minyak kedelai dan minyak rapeseed, yang memberikan sinyal positif bagi prospek harga minyak nabati.
Produksi minyak kelapa saat ini menunjukkan tren penurunan, yang akan memengaruhi harga minyak kernel sawit (CPKO). Harga minyak kernel sawit diproyeksikan akan mengikuti pergerakan harga minyak kelapa, dengan kisaran harga antara US$ 1.700 hingga 2.000 CIF Rotterdam dari sekarang hingga Juni 2025.
Dengan dukungan mandat biofuel, prospek minyak nabati diperkirakan akan semakin bullish mulai Januari 2025. Namun, Mistry mengingatkan bahwa kondisi cuaca yang mendukung pertumbuhan tanaman di tahun 2024 mungkin tidak akan berlangsung tanpa gangguan hingga akhir musim.
BACA JUGA: Dorab Mistry: Produksi Sawit Indonesia Diprediksi Masih Stabil, di Malaysia Produksi CPO Naik
Secara keseluruhan, pasar minyak nabati di 2024 dan 2025 akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor global, termasuk kondisi cuaca di Amerika Selatan, permintaan biodiesel di AS, dan perubahan kebijakan terkait biofuel. Sementara harga minyak sawit diperkirakan akan tetap stabil hingga Juni 2025, pasar diharapkan memasuki fase bullish baru pada awal tahun depan. (T2)