InfoSAWIT, BALI – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono pada acara Konferensi Minyak Sawit di Bali menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pengusaha untuk memberikan pendampingan kepada petani kelapa sawit. Ia mengimbau para pengusaha sawit untuk membantu petani memperoleh bibit unggulan yang mampu meningkatkan hasil produksi minyak sawit mentah berkualitas tinggi.
“Kami ingin mengajak GAPKI dan seluruh pihak untuk berkolaborasi membina petani dan memastikan mereka mendapatkan bibit unggul, agar mereka tidak merugi,” ujar Sudaryono dikutip InfoSAWIT dari laman FB Ditjenbun, Minggu (10/11/2024).
Pendampingan ini, menurutnya, akan membantu para petani kecil memperoleh hasil yang lebih baik dan turut menjaga ketahanan pangan nasional. Sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam industri minyak nabati global dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 16 juta orang, termasuk petani skala kecil.
BACA JUGA: Harga TBS Sawit Sumut Periode 6-12 November 2024 Naik Menjadi Rp. 3.575/Kg
Isu keberlanjutan juga menjadi isu penting dalm koneferesi minyak sawit itu. Terlebih kelapa sawit menjadi komponen penting dalam program biodiesel B50, yang menggunakan 50% minyak sawit sebagai bahan baku. Selain itu, pemerintah terus mengkaji pemanfaatan kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengungkapkan, pemerintah telah mempercepat program replanting atau penanaman ulang bagi pohon kelapa sawit yang sudah tua atau tidak produktif, serta mengimplementasikan pola tumpang sari sawit dengan padi gogo. “Tumpang sari ini diharapkan memberikan manfaat ganda bagi petani,” jelasnya.
Selain upaya tersebut, pemerintah terus mendorong sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) guna meningkatkan daya saing produk kelapa sawit Indonesia di pasar global. Langkah ini juga menjadi bagian dari diplomasi ekonomi, terutama untuk menjaga keberlanjutan ekspor kelapa sawit Indonesia ke Uni Eropa yang memiliki standar ketat terkait produk berbasis kelapa sawit.
Kebijakan Indonesia di bidang pangan dan energi berfokus pada penguatan swasembada dan keberlanjutan ekonomi. Dengan strategi ini, pemerintah berharap dapat meningkatkan kesejahteraan petani serta memenuhi target energi terbarukan, menjadikan minyak sawit Indonesia semakin kompetitif di pasar global. (T2)