InfoSAWIT, JAKARTA – PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan target ambisius untuk tahun 2025, dengan proyeksi peningkatan penjualan sebesar 35 hingga 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu diungkapkan Direktur CBUT, Ronny Hertantyo Raharjo dalam paparan publik secara daring yang diikuti InfoSAWIT pada Kamis (8/5/2025).
“Kalau tahun 2024 penjualan kita di kisaran Rp9 miliar, maka dengan kenaikan 35% hingga 40%, kami menargetkan peningkatan signifikan di tahun 2025,” ujar Ronny.
Optimisme itu, menurutnya, didukung oleh kinerja positif sepanjang kuartal I 2025 yang mencerminkan tren pertumbuhan. Perbaikan volume produksi, efisiensi, dan peningkatan transaksi turut mendorong proyeksi laba yang diperkirakan bisa melampaui pencapaian tahun 2023.
BACA JUGA: Dampak PP Nomor 8 Tahun 2025 terhadap Petani Sawit Kecil dan Pabrik Pengolahan
Lebih jauh, Ronny menjelaskan bahwa harga jual produk utama CBUT juga menunjukkan tren positif. “Bila melihat harga produk utama kami di Q1 2025, sudah berada di atas US$1.000 per ton. Ini bisa merefleksikan rata-rata harga sepanjang tahun,” katanya.
CBUT juga tengah menuntaskan dua proyek utama yang menjadi fokus pengembangan di 2025. Proyek pertama adalah pembangunan fasilitas ekspansi pabrik dengan tambahan kapasitas 500 ton per hari, yang ditargetkan rampung pada kuartal III atau IV tahun ini.
Sementara proyek kedua merupakan pengembangan investasi untuk produk hilir, khususnya sebagai bahan baku biodiesel. Selain itu, perusahaan juga mulai menjalankan proyek pengemasan minyak goreng dalam botol (bottling) dengan kapasitas 200 ton per hari. Proyek ini dijadwalkan memasuki tahap commissioning pada pertengahan 2025.
BACA JUGA: ANJ Umumkan Perubahan Direksi dan Status Perusahaan Usai Diakuisisi First Resources
“Tujuan kami jelas, memperluas pangsa pasar minyak goreng kemasan dan memperkuat diversifikasi produk,” jelas Ronny.
CBUT memastikan strategi hilirisasi tetap menjadi prioritas jangka panjang. Menurut Ronny, agenda hilirisasi akan terus berlanjut hingga 2026 sebagai bagian dari dukungan terhadap kebijakan pemerintah dalam mendorong nilai tambah industri sawit nasional.
“Langkah-langkah hilirisasi ini adalah bentuk komitmen kami untuk mendukung program pemerintah dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global produk turunan sawit,” tutup Ronny. (T2)