InfoSAWIT, BEKASI – Koordinator Kelembagaan Direktorat Tanaman Sawit dan Aneka Palma, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Mula Putra, menegaskan pentingnya sinergi seluruh elemen bangsa dalam menjaga keberlanjutan industri kelapa sawit nasional. Hal itu ia sampaikan saat memberikan kuliah perdana di Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek CWE) bertajuk “Sawit untuk Negeri: Investasi SDM Menuju Indonesia Emas 2045.”
Menurutnya, sawit yang masuk ke Indonesia sejak 1848 dan mulai dikembangkan sebagai perkebunan rakyat pada 1970 kini telah mencapai luas sekitar 16 juta hektare. Namun, kondisi tersebut terancam karena produktivitas sawit terus menurun selama empat tahun terakhir. “Hilirisasi menjadi kunci agar industri tetap bertahan. Semua pihak harus berbagi peran dan tugas,” ujarnya, dalam acara Kuliah Perdana, yang dihadri InfoSAWIT, Kamis (2/10/2025).
Mula Putra menekankan bahwa penerapan praktik budidaya ramah lingkungan sangat penting, termasuk melalui sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO). “Sawit memiliki tiga tahapan, yaitu hulu, antara, dan hilir. Semua sektor ini menyerap lapangan kerja, sehingga dibutuhkan inovasi dan kompetensi untuk memperkuat daya saing,” katanya.
BACA JUGA: Kuliah Perdana Poltek Kelapa Sawit CWE: BPDP Dorong SDM Unggul Menuju Indonesia Emas 2045
Ia menjelaskan, pemerintah telah mendukung melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR), penyediaan sarana-prasarana, pengembangan SDM, serta riset dan inovasi. Namun, keberlanjutan industri hanya dapat terjamin bila pemerintah, perusahaan, pekebun rakyat, dan ilmu pengetahuan berjalan beriringan. “Visi kita adalah meningkatkan produktivitas Ini membuktikan bahwa produktivitas harus masih terus didorong,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Mula Putra juga menaruh harapan besar pada Poltek CWE untuk mencetak SDM sawit yang kompeten dan berkarakter. Menurutnya, ada tiga kunci utama yang harus dimiliki mahasiswa: pertama, karakter yang kuat, jujur, dan berlandaskan iman; kedua, kinerja yang unggul dengan etos kerja tinggi, kreativitas, serta inovasi; dan ketiga, keterbukaan wawasan melalui minat baca, pemahaman budaya, literasi teknologi, dan penguasaan keuangan. “Jika semua unsur ini berjalan, industri sawit akan tetap eksis dan menjadi penopang Indonesia di masa depan,” pungkasnya. (T2)