InfoSAWIT, BEKASI – Ketua Dewan Pengawas Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Evita Legowo, menegaskan pentingnya peran kelapa sawit sebagai komoditas strategis dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat memberikan kuliah perdana di Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi (Poltek CWE) bertajuk “Sawit untuk Negeri: Investasi SDM Menuju Indonesia Emas 2045.”
Evita mengungkapkan, sejak pandemi Covid-19 hingga kini, sawit tetap menjadi penopang penting perekonomian nasional. Bahkan, Indonesia telah menjadi produsen biodiesel terbesar di dunia melalui program mandatori B40. “Sawit adalah komoditas dengan produktivitas paling tinggi di antara minyak nabati lain. Uni Eropa pun mengakui keunggulan sawit Indonesia,” ujarnya.
Meski begitu, tantangan tidak kecil menghadang. Produktivitas kebun sawit rakyat saat ini baru sekitar 3,5 ton CPO per hektare per tahun, jauh di bawah potensi optimal 6–8 ton. Selain itu, kampanye negatif di luar negeri serta isu tata kelola lahan dalam kawasan hutan masih menjadi pekerjaan rumah besar. Untuk itu, BPDP mendorong hilirisasi, program peremajaan sawit rakyat, hingga penyediaan sarana produksi seperti benih unggul, pupuk, dan mesin pertanian.
BACA JUGA: UMKM Kreatif Buktikan Bisa Naik Kelas Lewat Sertifikasi RSPO
Sejalan dengan agenda pemerintah menuju net zero emission, BPDP juga memperkuat riset energi baru terbarukan berbasis sawit. Limbah sawit kini tengah dikaji untuk menghasilkan bioetanol yang bisa dicampur dengan bahan bakar fosil. “Krisis energi global dan ketergantungan pada fosil harus diubah. Sawit memiliki potensi besar sebagai sumber energi bersih,” tegas Evita dalam acara Kuliah Perdana, yang dihadri InfoSAWIT, Kamis (2/10/2025).
Tak kalah penting, investasi pada sumber daya manusia menjadi perhatian utama. BPDP menargetkan 11 ribu penerima manfaat melalui program beasiswa, vokasi, hingga pelatihan manajerial bagi petani, pekebun, dan karyawan. “Beasiswa ini adalah investasi bagi generasi muda, untuk memastikan keberlanjutan sawit di masa depan,” katanya.
BACA JUGA: BRIN Tekankan Peran Riset Sawit untuk Ketahanan Energi Nasional di IPORICE 2025
Evita menutup paparannya dengan menegaskan komitmen BPDP sebagai lembaga pengelola dana yang profesional dan akuntabel. Visi besarnya adalah mendukung pembangunan perkebunan berkelanjutan melalui pengembangan SDM, riset, promosi, hilirisasi, hingga energi bersih. “Net zero emission bukan hanya program pemerintah, melainkan tanggung jawab seluruh bangsa. BPDP berkomitmen menyiapkan generasi muda yang siap menjadi garda terdepan menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. (T2)