InfoSAWIT, KUALA LUMPUR — Pemerintah Malaysia terus memperkuat sektor kelapa sawit dan komoditas perkebunan lainnya melalui berbagai langkah strategis berbasis riset dan inovasi. Dalam pemaparan Anggaran Belanja Negara (Budget) 2026 di Parlemen, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim menegaskan bahwa sains dan bukti ilmiah menjadi senjata utama Malaysia dalam melawan kampanye negatif terhadap minyak sawit di Barat.
“Berkat temuan ilmiah, Malaysia berhasil membalikkan kritik negara-negara Barat terhadap sawit. Kini ekspor kita justru meningkat, terutama ke Tiongkok dan India,” ujar Anwar, yang juga menjabat Menteri Keuangan, dilansir InfoSAWIT dari Bernama, Minggu (12/10/2025).
Untuk memperkuat langkah tersebut, pemerintah mengalokasikan RM63 juta guna memperluas kampanye melawan isu anti-sawit dan mempercepat penerapan sertifikasi berkelanjutan, termasuk bagi petani kecil independen.
BACA JUGA: Mentan Amran: Alihkan 5,3 Juta Ton CPO untuk B50, Indonesia Bisa Stop Impor Solar
Langkah lain yang tak kalah penting adalah dorongan terhadap inovasi lokal dan mekanisasi sektor sawit. Pemerintah menyiapkan RM20 juta untuk mendukung perusahaan rintisan (start-up) yang berkolaborasi dengan Malaysian Palm Oil Board (MPOB) serta perusahaan sawit besar dalam pengembangan produk otomasi dan mekanisasi yang dapat mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja asing.
Anwar juga menegaskan komitmen pemerintah dalam melindungi kesejahteraan petani kecil, yang disebutnya sebagai “tulang punggung sektor pertanian Malaysia.” Sebanyak RM120 juta dialokasikan untuk mendukung peremajaan pohon kelapa sawit tua, mendorong petani karet meningkatkan produksi, serta mengaktifkan kembali perkebunan karet yang terbengkalai.
Tak hanya sawit dan karet, sektor kakao, lada, dan kenaf juga mendapat perhatian. Pemerintah akan menyalurkan 1,1 juta bibit kakao unggul serta memberikan pelatihan kepada petani. Di sisi lain, subsidi pupuk dan pestisida akan diberikan untuk meringankan beban petani lada, sementara pengembangan kenaf didorong sebagai sumber pertumbuhan baru bagi komoditas agrikultur Malaysia.
BACA JUGA: Pemerintah Matangkan Implementasi B50, Targetkan Indonesia Tak Lagi Impor Solar pada 2026
Selain itu, Dewan Getah Malaysia (Malaysian Rubber Board/MRB) akan mengembangkan pusat keunggulan riset dengan anggaran RM600 juta untuk memastikan keberlanjutan industri karet nasional. MRB juga akan menjalankan program insentif produksi lateks serta mengaktifkan kembali perkebunan yang terbengkalai.
Langkah-langkah tersebut, menurut Anwar, menegaskan tekad Malaysia untuk menjadikan sektor komoditas pertanian lebih modern, mandiri, dan berdaya saing global. “Kita bukan sekadar ingin bertahan, tetapi memimpin dengan inovasi dan keberlanjutan,” tandasnya. (T2)