InfoSAWIT, GQEBERHA — Menteri Perdagangan RI Budi Santoso bertemu dengan Wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Kompetisi Republik Afrika Selatan, Zuko Godlimpi, di sela-sela Trade and Investment Ministerial Meeting (TIMM) G20 yang digelar di Gqeberha, Jumat (10/10/2025). Pertemuan tersebut membahas langkah konkret memperkuat hubungan dagang dan ekonomi antara kedua negara, termasuk pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Pertemuan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan ekonomi dalam kerangka kemitraan strategis Selatan-Selatan. Kami sepakat menindaklanjuti pembahasan kerja sama baru di bidang perdagangan dan pengembangan UMKM,” ujar Mendag Budi Santoso dalam keterangan resmi ditulis InfoSAWIT, Senin (13/10/2025).
Salah satu pokok pembahasan utama adalah revitalisasi Joint Trade Committee (JTC) Indonesia–Afrika Selatan yang terakhir kali digelar di Pretoria pada 2017. Forum yang sudah dibentuk sejak 2005 itu berfungsi sebagai wadah pertukaran informasi dan penjajakan peluang pembentukan perjanjian perdagangan.
BACA JUGA: Petani Sawit di Persimpangan, Tantangan EUDR dan Jalan Panjang Menuju Pasar Global
Mendag Budi mengusulkan agar JTC ke-4 segera dilaksanakan di Indonesia untuk membahas strategi memperkuat kerja sama perdagangan, investasi, dan industri. “Forum JTC sangat penting untuk membahas peluang dan tantangan perdagangan bilateral. Kami berharap JTC ke-4 dapat segera digelar agar kerja sama ekonomi Indonesia–Afrika Selatan semakin konkret,” katanya.
Selain membahas penguatan forum dagang, Indonesia juga mengusulkan dimulainya penjajakan perundingan perjanjian perdagangan secara bertahap. Di sisi lain, pemerintah Afrika Selatan menyambut baik inisiatif tersebut dan meminta Indonesia segera mengirimkan proposal pembentukan kerangka kerja sama baru.
Afrika Selatan disebut sebagai mitra dagang strategis Indonesia di kawasan Afrika. Mendag Budi menekankan bahwa peningkatan kerja sama ini diharapkan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi berbagai produk unggulan Indonesia, terutama minyak kelapa sawit dan turunannya, yang selama ini menjadi komoditas ekspor utama ke negara tersebut. Selain sawit, produk lain yang banyak dikirim ke Afrika Selatan antara lain karet alam, kopra, kendaraan bermotor, dan buldoser.
BACA JUGA: Kementerian ESDM Tetapkan HIP Biodiesel Oktober 2025 Sebesar Rp 13.921 per liter, Turun Tipis
“Kami menyambut baik komitmen Afrika Selatan untuk memperdalam hubungan ekonomi dengan Indonesia. Sinergi ini akan membuka peluang besar bagi pelaku usaha kedua negara,” ujar Mendag Budi.
Sepanjang Januari–Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Afrika Selatan tercatat mencapai USD 1,42 miliar, dengan ekspor Indonesia senilai USD 690,60 juta dan impor sebesar USD 732,10 juta. Sementara pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 2,41 miliar, naik 7,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Adapun produk utama yang diimpor Indonesia dari Afrika Selatan meliputi paduan aloi, bijih kromium, bijih mangan, aluminium mentah, serta gula tebu atau sukrosa murni. Dengan prospek peningkatan perdagangan ini, kedua negara berharap kemitraan strategis dapat berkembang menuju kerja sama ekonomi yang lebih inklusif dan saling menguntungkan. (T2)