InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit di Bursa Berjangka Malaysia menyentuh level terendah lebih dari dua bulan pada Senin (13/6/2022) dengan demikian memperpanjang kerugian untuk sesi keempat secara berturut-turut, lantaran dampak melemahnya harga minyak mentah dan adanya rencana percepatan ekspor minyak sawit dari pemerintah Indonesia, telah menekan harga.
Kontrak minyak sawit acuan FCPOc3 untuk pengiriman Agustus 2022 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 124 per ton, atau turun sekitar 2,09%, menjadi RM 5.796 (US$ 1.313,09) per ton, menjadi harga minyak sawit terendah sejak 8 April. Atau terdapat penurunan sebanyak 8,3% dalam seminggu lalu.
Saat ini pemerintah Indonesia, sedang mencari cara untuk mempercepat proses ekspor minyak sawit, serta adanya perubahan kebijakan Bea Keluar CPO dan Pungutan Ekspor minyak sawit oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit.
BACA JUGA : Periode 16─31 Januari 2023, Harga Referensi CPO Naik, BK dan PE CPO Ditetapkan US$ 169/ton
Dari informasi yang diperoleh InfoSAWIT, per 14 Juni 2022 kebijakan Pungutan Ekspor tersebut efektif dilakukan masih sesuai dengan PMK 23/2022 tentang Perubahan Ketiga atas PMK 57/2020 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit pada Kementerian Keuangan. Tarif dumaksud diberlakukan dengan ketentuan, Pengenaan Tarif Pungutan CPO maksimal US$ 200/MT s.d tanggal 31 Juli 2022, serta pengenaan Tarif Pungutan CPO US$ 240/MT per tanggal 1 Agustus 2022.
Sebelumnya pada Senin (13/6/2022) Kemenku telah menerbitkan PMK No. 103/PMK.05/2022 Tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Pada Kementerian Keuangan, dengan pungutan tertinggi US$ 200/ton.
Sementara itu, dilansir Reuters, persediaan akhir Mei Malaysia menyusut karena ekspor melonjak ke puncak lima bulan, sementara produksi hampir tidak berubah, data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan pada hari Jumat.
Harga minyak tergelincir lebih dari US$ 2 karena meningkatnya kasus COVID-19 di Beijing menutup harapan untuk peningkatan permintaan cepat untuk bahan bakar China, sementara kekhawatiran tentang inflasi global dan pertumbuhan ekonomi semakin menekan pasar.
Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian DBYcv1 turun 1,3%, sementara kontrak minyak sawitnya DCPcv1 turun 2,6%. Harga kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,2%.
Analis Teknis Reuters, Wang Tao mencatat, harga minyak sawit mungkin turun menjadi RM 5.702 per ton. (T2)