InfoSAWIT, JAKARTA – Adanya pandemi covid-19 telah memukul berbagai sektor industri di Indonesia, sehingga perekonomian bangsa mengalami kontraksi. Disaat semua sektor pembangunan di Indonesia sedang mengalami kontraksi justru sektor pertanian dan perkebunan membukukan angka positif.
Termasuk didalamnya adalah sektor komoditas kelapa sawit yang selama masa pandemi masih mampu menyumbang devisa buat negara sekitar US$ 22,97 milyar, atau setara Rp 321,5 triliun di 2020. Demikian pula komoditas ini mampu menyerap tenaga kerja hingga mencapai 16,2 juta, dimana sejumlah 4,2 juta adalah pekerja langsung dan sebanyak 12 juta pekerja tidak langsung.
Diungkapkan Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS, Kabul Wijayanto, penggunaan minyak sawit juga telah menyentuh produk-produk keseharian manusia dengan harga produk yang relatif lebih ekonomis dan terjangkau. “Hanya saja diantara dampak positif kelapa sawit muncul isu negatif yang kerap memojokan komoditas emas ini. Misalnya isu lingkungan, kerusakaan hutan (deforestasi), kebakaran dan lainnya,” katanya dalam sebuah webinar.
Lebih lanjut tutur dia, diantara isu yang muncul tersebut terkadang banyak diwarnai dengan isu yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Padahal bagi Indonesia, kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang bisa diandalkan guna mendukung perekonomian bangsa dikala masa pandemi.
“Kedepan menjadi pekerjaan rumah bagi pemangku kepentingan, untuk melakukan diversifikasi produk sawit. Langkah ini perlu dilakukan supaya jangan sampai kemudian komoditas ini mengalami kejadian seperti komoditas lain yang pernah berjaya, namun kemudian menghadapi kemunduran akibat tidak adanya upaya pengembangan,” katanya berpesan. (T2)
Sumber: Majalah InfoSAWIT Edisi November 2021