InfoSAWIT, BOGOR — Belum lama ini Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan Penandatangan Perjanjian Kerjasama Program Penelitian dan Pengambangan (Litbang) dan Beasiswa Pendidikan, untuk periode penetapan Tahun 2022.
Penandatangan perjanjian Kerjasama Penelitian dan Pengembangan dilakukan 17 Lembaga Penelitian dan Pengembangan yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Tadulako, Universitas Lambung Mangkurat, AKPY STIPER, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Universitas Syah Kuala, Universitas Airlangga, Universitas Lampung, Institut Teknologi Indonesia, Institut Teknologi Kalimantan, Universitas Jambi, Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman telah menyetujui dukungan pendaanan penelitian dan pengembangan tahun 2022 ini sekitar Rp 167,4 Milyar dengan pendanaan multiyear sampai dengan 3 tahun.
BACA JUGA: GAPKI Dukung Penghentian Sementara Pungutan Ekspor Minyak Sawit
“Setelah melewati proses seleksi, pada tahun 2022 ini, BPDPKS telah menyetujui sebanyak 46 usulan riset yang akan didanai, ditambah 2 usulan penelitian melalui jalur inisiatif dari Kementerian terkait,” tutur Eddy Abdurrachman, dalam keterangan resminya diperoleh InfoSAWIT, Jumat (23/9/2022).
Topik-topik penelitian yang didanai antara lain pengembangan material baru berbasis sawit dan biomassanya dengan menghasilkan nilai tambah tinggi, seperti ekstraksi furfural, bioavtur, carbon black, biolubricants, dan oleochemical lainnya.
Dari sisi hulu, dikembangkan juga dari bidang pemuliaan tanaman kelapa sawit untuk menghasilkan bibit unggul peningkat produktivitas dan pengembangan produk pangan dan pakan bernutrisi tinggi berbasis kelapa sawit. Selain itu, kajian sosial ekonomi juga dikembangkan melalui studi di lingkungan perkebunan, pekerja di industri kelapa sawit dan kajian sertifikasi demi mewujudkan kelapa sawit berkelanjutan dan mendukung circular economy.
BACA JUGA: Survei PPKS, Petani Sawit Masih Terjebak Gunakan Bibit Sawit tak Bersertifikat Alias Palsu
“BPDPKS berharap hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Industri kelapa sawit, pemerintah dan masyarakat, baik sebagai acuan dalam pelaksanaan pengembangan industri kelapa sawit dan produk-produk tertentu serta untuk pengambilan kebijakan untuk keberlanjutan industri sawit yang lebih baik,” tutur Eddy.
Eddy Abdurrachman juga menyampaikan bahwa dalam rangka menjembatani hasil inovasi dengan pemakai teknologi, BPDPKS juga akan melaksanakan kegiatan deseminasi hasil riset yang dikemas dalam acara Pekan Riset Sawit Indonesia (Perisai) pada 20-21 Oktober 2022 nanti.
BACA JUGA: Bedah Buku Sawit Untuk Negeri: Memposisikan Sawit Secara Berimbang
“Pada kegiatan ini hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan akan ditampilkan/ disosialisasikan agar dapat diketahui, kemudian dapat diambil manfaatnya oleh Stakeholders kelapa sawit,” tandas Eddy. (T2)