InfoSAWIT, JAKARTA – Harga minyak sawit pada Bursa Berjangka Malaysia kembali menurun pada Senin (21/11/2022), seiring dengan penurunan harga minyak nabati lainnya, termasuk adanya kekhawatiran penutupan kembali aktivitas di China menyusul kasus Covid-19 yang terus melonjak. Kondisi ini membuat permintaan menurun kendati penurunan itu tidak tajam lantaran adanya kinerja ekspor yang cukup kuat.
Dilansir Reuters, kontrak patokan minyak sawit FCPOc3 untuk pengiriman Februari 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 0,44% atau menjadi RM 3.833 (US$ 837,27) per ton pada awal perdagangan. Dimana penurunan ini tercatat mencapai 10% selama seminggu lalu.
Masih dilansir InfoSAWIT dari Reuters, meningkatnya kasus infeksi COVID-19 di China terus menekan permintaan minyak nabati, terlebih pemerintah wilayah terpadat di Beijing mendesak penduduk untuk tinggal di rumah pada Senin, sementara satu distrik di Guangzhou dilakukan penutupan kegiatan selama lima hari.
BACA JUGA: Ekspor CPO Indonesia Turun 27 Persen, Stok Stagnan
Sementara itu melansir surveyor kargo Intertek Testing Services, pada Minggu (20/11/2022) mencatat ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 November nampak naik 9,6% menjadi 997.216 ton, dibandingkan bulan Oktober 2022 pada periode yang sama.
Tercatat, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYv1 turun 1,52%, sementara kontrak minyak sawit DCPv1 turun 0,63%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,38%. (T2)