InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit mentah (CPO) pada Bursa Berjangka Malaysia pada Selasa (6/5/2023), tarcatat melorot setelah sebelumnya selama dua sesi berturut-turut naik, disaat para pedagang menunggu data industri bulan Mei. Sementara mata uang ringgit melemah terhadap dollar AS.
Dilansir Reuters, patokan harga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Agustus 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 32, atau terdapat penurunan sekitar 0,95%, menjadi RM 3.349 (US$ 728,99) per ton di awal perdagangan.
Saat ini nilai mata uang Ringgit Malaysia mengalami pelemahan terhadap dollar AS, sehingga berdampak pada penurunan harga sawit dari perbedaan mata uang sekitar 0,142% terhadap dollar, membuat harga minyak sawit menjadi lebih murah bagi para pelaku yang menggunakan mata uang asing.
BACA JUGA: MSPO Berpotensi Diakui dalam Pedoman Uji Tuntas di Inggris, Bagaimana Dengan ISPO?
Sementara, Komisi Eropa mengatakan pada Senin bahwa pengaturan di mana lima tetangga Ukraina di UE dapat membatasi impor biji-bijian dari Ukraina, termasuk biji bunga matahari diperpanjang hingga 15 September.
Kontrak minyak kedelai di bursa Dalian berkode DBYcv1 naik 0,3%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 naik 0,3%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,1%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
BACA JUGA: Mendag Adakan Konsultasi Publik Rencana Bursa CPO ala Indonesia
Dikatakan Analis Teknis Reuters, Wang Tao mencatat, harga minyak kelapa sawit dapat menembus pada level RM 3.390 per ton dan naik ke kisaran RM 3.436 – RM 3.493 per ton. (T2)