InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Berjangka Malaysia diperdagangkan dalam kisaran ketat pada Kamis (15/6/2023), lantaran para pedagang sedang mempertimbangkan kondisi stok CPO Malaysia di Mei yang lebih besar, memunculkan kekhawatiran terkait lemahnya permintaan dan cuaca kering diprediksi memangkas produksi.
Dilansir Reuters, harga kontrak patokan minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman Agustus 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik RM 5, atau naik sekitar 0,14%, menjadi RM 3.457 (US$ 746,49) per metrik ton selama awal perdagangan.
Diungkapan Deputi Menko Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Musdhalifah Machmud, diperkirakan pemerintah Indonesia berencana untuk menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada kisaran US$ 723,45 per metrik ton untuk periode 16-30 Juni, turun dari referensi harga sebelumnya yang mencapai US$ 811,68 per ton.
BACA JUGA: GAPKI: Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia April 2023 Anjlok 19,2 Persen
Dalam keterangan resmi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) diterima InfoSAWIT, Kamis (15/6/2023), total ekspor produk minyak sawit pada April 2023 dibandingkan dengan Maret tercat turun lebih dari 500 ribu ton (-19,2%). Penurunan ekspor didominasi menurunnya ekspor CPO turun 36,3%, produk olahan CPO turun 15,6%, olahan PKO melorot 36,2%, oleokimia turun 12,0% dan biodiesel turun 73,9%.
Sementara, pemerintah India dalam laporan resminnya pada Rabu (14/6/2023), memangkas bea impor dasar untuk minyak kedelai dan minyak bunga matahari olahan menjadi 12,5% dari sebelumnya 17,5%, sebagai upaya dalam meredam harga ditingkat lokal.
BACA JUGA: Kebakaran Hutan Kanada Jadi Pengingat Perlunya Aksi Iklim Bersama
Masih dilansir Reuters, harga kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian berkode DBYcv1 naik 0,1%, sementara kontrak minyak sawit berkode DCPcv1 naik 0,2%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,07%. (T2)