InfoSAWIT, KUALA LUMPUR – Harga minyak sawit pada Bursa Berjangka Malaysia melemah pada Senin (19/6/2023), setelah sebelumnya harga minyak sawit sempat melonjak 6% pada sesi sebelumnya. Kendati demikian alasan cuaca kering yang bisa berdampak pada produksi sawit dan kedelai global telah memunculka kekhawatiran, hasilnya harga kontrak mendekati level tertinggi selama enam minggu terakhir.
Dilansir Reuters, harga kontrak minyak sawit berkode FCPOc3 untuk pengiriman September 2023 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun RM 9, atau terdapat penurunan sekitar 0,24%, menjadi RM 3.734 (US$ 808,75) per metrik ton selama awal perdagangan.
Lantaran harga minyak sawit mengalami tren penurunan, membuat pemerintah Indonesia menetapka harga referensi CPO lebih rendah menjadi US$ 723,45/ton untuk periode 16-30 Juni 2023, tercatat nilai ini turun US$ 88,23 atau 10,87 persen lebih rendah dibanding periode 1–15 Juni 2023 yang tercatat US$ 811,68/ton, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT.
BACA JUGA: Pasar CPO Masih Lesu, Produksi Lagi Melimpah
Sementara harga minyak mentah global turun pada Senin (19/6/2023), membuat kelapa sawit menjadi pilihan yang kurang menarik untuk bahan baku biodiesel.
Masih merujuk Reuters, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade berkode BOcv1 ditutup untuk hari libur umum. Kontrak minyak kedelai pada Bursa Dalian berkode DBYcv1 naik 1,5%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 2,1%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya, lantaran mereka bersaing untuk mendapat bagian di pangsa pasar minyak nabati global.
BACA JUGA: Minyak Sawit Berkelanjutan: Bentuk Komitmen Hijau Bersama Petani
Diungkapkan Analis Teknis Reuters, Wang Tao, harga minyak kelapa sawit dapat berada pada harga resisten di RM 3.791 per metrik ton. (T2)